12 juta VS 2 juta 18 – Puisi Agusti Hawa

puisi guru

12 juta VS 2 juta 18
Karya: Agusti Hawa

Selamat malam ibu
Maaf jika mengusik bunga tidurmu
Tapi ananda ingin membisikimu
Dengan beribu shaf terima kasihku
(tatapku berselancar di atas gelombang pesan yang menghempas-hempas rasaku)

Ibu… jika bulan telah sampai batas akhir
Isyarat jemariku saatnya membelai sampul putih
Berisi dua belas juta bersih
Sebagai upahku yang sudah mahir
(masih terhempas dahsyatnya gelombang untaian kata dalam pesan yang terukir

Hmm… barisan huruf-huruf itu adalah pesan dari si alumni
Berirama mengikuti gelombang sesekali ada riak tawa menari
Aku… walau bangga menyelinap di relung hati tapi air mata menyertai
Melintas perjuangan melahirkan luka di setiap sisi tapi hampa apresiasi
(kini gelombangnya mengoyak-ngoyak hatiku, menutup seluruh pori-pori nafasku)

Dua belas juta… ku coba menguliti bentuk rupanya
Menelan sisa liur berharap basahi gersangnya kerongkongan
Sembari sayup sinar mata masih setia mengeja disertai gelutan angan
Kutemukan kembali bayangku bersama si alumni dalam peran suka duka
(kutahan buliran air mendesak ingin terjun di dinding pipi… lalu desahku ke mana bertanya

Tentang suara yang terkikis, kasih menganak sungai, geram menghantam hantam kalbu
Yang akhirnya sampai pada jiwa raga alumni lalu menggapai dua belas juta
Kemanakan ku bawa tanyaku…
Berharap ada yang memahami asa dalam jiwa
(bantu aku mengerti kesenjangan yang berjarak)

Walau bukan dua belas juta rupiah
Dua juta bukan impian yang harus memaksa meringis
Sesungguhnya asap dapur tak mampu menari hingga bulan habis
Ironi? Tentu ya!

Tagar:

Bagikan postingan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *