Liva duduk di depan jendela kamarnya, memandang langit senja yang mulai memerah. di layar ponselnya, kabar tentang palestina kembali muncul—ledakan, kehancuran, dan air mata yang tak pernah berhenti mengalir. hatinya terasa berat, tapi juga penuh tekad.
sejak awal tahun ini, Liva semakin rajin mengikuti berita dan mencari tahu kondisi di gaza. setiap malam, ia membayangkan wajah-wajah anak-anak yang kehilangan rumah dan keluarga, juga suara-suara ibu yang terus berdoa untuk keselamatan buah hati mereka. pikirannya tak pernah lepas dari satu harapan: kebebasan palestina.
di sekolah, Liva tak hanya diam. ia membentuk komunitas kecil yang dinamainya “suara merdeka”. bersama teman-temannya, mereka mengadakan berbagai kegiatan untuk menggalang dukungan dan bantuan. mulai dari penggalangan dana, pembuatan video pesan damai, hingga seminar kecil tentang sejarah palestina.
“kami harus terus mengingat dunia bahwa palestina bukan hanya berita di televisi. mereka adalah saudara kita yang sedang berjuang,” ujar Liva dalam sebuah pertemuan komunitasnya.
setiap hari, Liva juga menulis surat untuk anak-anak palestina. dalam suratnya, ia menulis kata-kata penuh harapan: “tetaplah kuat, jangan pernah menyerah. suatu saat, mentari merdeka akan menyinari langit kalian.”
balasan surat datang perlahan, namun tiap kata dari sana menjadi bahan bakar semangat Liva. “kami berjuang bersama kalian, dari jauh,” tulis laila, seorang gadis kecil dari gaza.
waktu berlalu, dan perjuangan Liva semakin luas. komunitasnya mengadakan pameran foto yang menampilkan wajah-wajah palestina, menyalurkan bantuan medis, dan mengajak sekolah lain bergabung dalam gerakan mereka.
meski banyak rintangan, Liva tak pernah berhenti. ia tahu bahwa suara kecil mereka mungkin tak langsung mengubah dunia, tapi jika bersatu, suara itu bisa menjadi gema yang mengguncang hati banyak orang.
suatu hari, ketika Liva menghadiri pertemuan komunitas di kota besar, seorang pembicara mengatakan, “kebebasan palestina bukan sekadar impian. itu adalah hak mereka yang harus diperjuangkan bersama kita semua.”
kata-kata itu menguatkan Liva. ia berjanji dalam hatinya, bahwa sampai palestina merdeka, sampai anak-anak di sana bisa bermain tanpa rasa takut, ia akan terus berdiri bersama mereka—dengan suara, doa, dan aksi.
di balik langit senja yang memerah, Liva melihat masa depan yang cerah. suatu hari nanti, mentari merdeka akan terbit di langit palestina, dan dunia akan tahu bahwa dukungan dari jauh bisa menjadi kekuatan yang tak terkalahkan.