Merah Saga Langit Palestina
Oleh: Hilda Malahayati Putri, S.Th.I
Merah saga laksana bara menyala,
membumihanguskan tanah Palestina.
Genangan darah bukan hanya karangan,
mewarnakan merah tanah Palestina.
Deru mesiu terbaca di udara,
denting peluru tertulis di angkasa.
Derita buah hasil dalam aksara,
masih ada langkah terpaut pada asa.
Di antara reruntuhan doa pengharapan,
di tengah huru hara langit membentang,
hujan turun dalam air mata angan – angan,
doa yang menembus pada panah ketabahan.
Kerikil berkejaran bak mesiu,
beterbangan tak kalah akan waktu,
melumpuh musuh tanpa batas akalmu,
layaknya meluncur ribuan peluru.
Membara Gaza dalam riuh darah suci
Yang tak akan bisa terbantahkan lagi
Membara langit Aqsa menjadi saksi
Kami bertekad hingga nyawa pergi
Teriakan harapan takkan terbelenggu
dalam gulita nyalakan pelita
dalam doa yang tak pernah padam
bidadari menyambut para syuhada
Genangan darah berbalut debu suci,
dalam menyongsong matahari pagi.
Hingga batas hanya menjadi saksi,
yang tak bisa menjadi harap kembali.
bait-bait luka yang tak sempat reda,
di antara anak-anak mengeja duka,
di antara puing – puing tertinggal nama—
merah saga langit Palestina.
Aceh Tamiang, 08 Mei 2025