SURAT YANG KU TULIS DENGAN AIR MATA DAN API

Kutulis lembaran puisi ini tanpa tinta

Hanya do’a yang berbalutkan luka

Di atas lembaran malam yang gelap gulita

Namamu Gaza kupahat dalam isak air mata

Tak kupunya kaya yang cukup teguh

Untuk membalut tubuhmu yang lusuh

Hanya do’a yang gugur satu-persatu

Diantara reruntuhan dan debu rindu

Langitmu kini bukan tempat burung

Melainkan dentum yang terus menyusur

Namun dari jauh, dalam sunyi jantungku

Aku kirim peluk yang tidak pernah hancur

Gaza, kota yang berdarah tapi berdiri

Kau ajarkan arti tanah yang sejati

Bahkan cintapun belajar bertahan

Saat kau tangisi anak-anak yang hilang

Api membakar tidak hanya rumahmu

Tapi juga hati kami yang beku

Dan air mata ini bukan kelemahan

Melainkan cinta yang tidak pernah padam

Surat ini tidak sampai melalui pos

Tapi dibawa angin yang menangis lirih

Mungkin sampai pada satu peluk

Di pelupuk matamu yang letih

Kalau dunia membungkam suaramu

Biarlah kami jadi gema yang berseru

Bahwa diantara luka dan bara

Masih ada cinta yang tidak akan sirna

Dan bila malam terlalu gelap untuk berharap

Ingatlah cahaya datang dari jiwa yang tidak telap

Gaza, surat ini kutulis untukmu

Dengan air mata dan api yang tidak mati

 

 

Tagar:

Bagikan postingan

4 Responses

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *