Aku, Guru dan cita-cita
Karya: Siti Miftachussolichah
Pagi habis dimakan rudira berbalut canda
Dipeluk matahari diserbu tentara mega abu
Dicambuk kenyataan ditampar perkataan
Ini, aku
Aku dengan segala keakuanku
Gerbang amaraloka saksi bisu
Ambu telon dikombinasi bedak tabur bayi semerbak saban pagi
Sarapanku adalah senyummu, nak
Pematik analaku supaya menyala
Andam karam sudah segala resah yang aku punya
Tidak peduli seberapa ribu kata yang ku oceh setiap hari
Tidak peduli biji mata melotot hitam legam
Tidak peduli berapa peluh dari dahi menjatuhi bumi
Basah membanjiri emosi, redam, diam
Aku, sangat mencintaimu
Langkah mantap menatap
Diiringi dersik lembut dan lagu surga
Mendidik generasi bangsa dan agama
Harap harap bisa menjadi jembatan asa
Cetak insan insan cendekia
Perangku tak seperti angkatan
Bertombak pena berpeluru nasehat jiwa
Tanamkan akhlak ajarkan pahala
Menyuapi angka-angka
Menulis, membaca dan diskusi perihal dunia
Sesaat tertawa sesaat lagi murka
Sebentar ceria sebentar lagi merintih tersiksa
Nuragaku menjerit enggan berhenti
Sebab rindu tak sesakit gores belati
Pada rengekan manja anak-anak senja
Ini, aku
Anak dara yang sudah enyah masanya
Menggenggam cita-cita, menjadi budak bangsa
Kata orang pahlawan tanpa tanda jasa
Bentuk generasi cerdas berakhlak mulia
Ini, aku
Pemilik hari bak tiramisu berkeju
Kadang laksana kopi tanpa gula
Berharap hati menjadi samudra
Luas membiru menelan debu debu
Gerutu tak lagi asing dan pilu
Uang tak seberapa, hak dikrikiti penguasa
Mengemis pengakuan berbagai kalangan
Mengandalkan doa dan belas kasihan
Rida Tuhan yang kuasa lah titik akhir perjuangan
2 Responses
Keren,, buat motivasi pedoman hidup 👍
Terimakasih 🙏