Aku Tercipta Nyata
Karya: Tiara Lis Septiani
Pagi itu, kutatap cermin yang menggantung
Cermin itu berkata “Kamu tak seindah lembayung!”
Sosok semu itu seakan menertawai seonggok daging di hadapannya
Mengikis percaya diri di dalam dada
Sore hari, kupandangi langit tinggi mengudara
Langit itu berkata “Kamu tak sehebat angkasa!”
Aku tertunduk terbisu
Harapku pupus menjadi abu
Seburuk itukah diriku?
Menangis, meraung, meminta dikasihi
Aku kehilangan jati diri
Kenyataan yang tak bisa kuhadapi
Kekurangan yang tak bisa kututupi
Pantaskah wajah ini menampakkan diri?
Malam hari, ditemani kegelapan
Merajut sanubari yang basah oleh ratapan
Tidak percaya diri adalah sajian yang melengkapi
Dari penghakiman tak berujung pada diri ini
Cahaya remang rembulan memelukku, menenangkanku
Angin membelai dan membisikkan lantunan lagu
Kupeluk lagi segala asa dalam diri
Aku tersadar
Mentari terik dari ufuk timur
Tetaplah tenggelam di ufuk barat
Gunung-gunung yang tak teratur
Tetaplah paku dunia di setiap saat
Aku tersadar
Mereka tak sempurna bukan artinya tak indah
Mereka tak selalu bisa bukan berarti kalah
Mereka tak selalu ada bukan untuk menjadi resah
Mereka memiliki porsinya, karena mereka tercipta nyata
Ya, aku tersadar, aku tercipta nyata
Layaknya tetesan air di kala kemarau, aku pantas dihargai
Layaknya cakrawala yang membentang, aku pantas dikagumi
Aku pantas dicintai
Aku pantas bersinar dan menampakkan diri
Aku tercipta nyata
Bukan untuk menjadi sempurna
Bukan untuk selalu ada
Bukan untuk selalu bisa
Aku layak melambungkan cinta dan harap pada diri ke udara
Karena aku tercipta nyata