Api Sang Figuran
Karya: Aisyiah Nayla Rahmadani
Teramu kisah yang berontak, hendak dituturkan
Tak terima bila putus dari awalan
Bilang saja, yang terpendam adalah benih pembelajaran
Ini dia, si Api yang lahir dari ikatan
Berwujud insan, meniti di ranah hunian Tuhan
Delapan belas; Jumlah yang habis di bawah bayangan
Kala demi kala tak ubahnya siksaan
Bagi Api yang harus menemani dunia dalam tatanan
Meski nestapa hanyalah kubah dari kata bosan
Di titik satu; Api disoraki pada kali pertama ia berjalan
Dikeliling binar yang menancap penuh harapan
Disertai, pelan demi perlahan, tutur berupa arahan
Ialah bara berjumlah satu; Mencipta sebuah tekanan
Bosan…
Di titik lima; Api mulai mengenal dan punya teman
Merah muda menggairahkan di hadap para sekawan
Lama-lama jadi ingatan
Ialah bara berjumlah lima; Mendorong sebuah tekanan
Bosan….
Di titik tiga belas; Air, Tanah, dan Udara turut menekan Api berubah Atma, nama ikut jadi gibahan
Dalihnya, hal-hal hanya perubahan
Ialah bara membiak; Mendongkrak sebuah tekanan
Bosan… Tertekan
Tertekan… Bosan
Bosan… Tertekan
Di titik delapan belas; Terbesit satu cikal pemikiran
Mau jadi apa ia di ujung jalan?
Api ataupun Atma, ia tetap hanya figuran
Lalu dirangkumnya kepastian Tuhan
Di ujung sana, ada surga bagi yang bertahan kan?
Bosannya sudah tak tertahan
Oleh sebab ia sama sekali tak membawa perubahan
Api ataupun Atma, ia tetap hanya figuran
Sudah kalah hanya karena rasa bosan
Namun, sanubari mencengkram janji Tuhan
Itulah sebab delapan belas di bawah bayangan Api bertahan meniti jalan
Sembari mencurah kisah di bawah penderitaan yang ia dalihkan sebagai rasa bosan
Delapan belas; Api mendekap diri di lajur bayangan
Sembari tak henti-henti membisikkan janji Tuhan
Bahwa selalu ada akhir bahagia bagi yang bertahan
Meski diri hanyalah sebuah figuran