Berbagai bentuk perjudian daring semakin banyak dipasarkan untuk menarik perhatian para penjudi yang tergoda oleh janji keuntungan yang mudah. Salah satu jenis perjudian daring yang sedang populer saat ini adalah perjudian slot online. Jenis perjudian ini diminati oleh berbagai kelompok usia.
Dalam periode dari tahun 2018 hingga 2022, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah melakukan pemblokiran terhadap sekitar 499,645 konten perjudian pada berbagai platform digital. Namun, upaya untuk memberantas judi online di Indonesia sangat sulit karena situs-situs atau aplikasi perjudian daring terus muncul dengan nama yang berbeda, meskipun aksesnya telah diblokir.
Menurut informasi dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), sejak tahun 2023 total transaksi yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia dalam aktivitas judi online telah mencapai Rp 200 triliun. Situasi ini semakin mengkhawatirkan karena judi online menjadi semakin populer di kalangan pelajar.
Kasus perjudian telah marak di kalangan pelajar dapat dibuktikan dengan laporan dari Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI) Demak, Jawa Tengah, bahwa sejumlah besar murid dari tingkat SD/MI, MTs/SMP, dan MA/SMA telah terjebak dalam aktivitas perjudian daring.
Ketua DPD PGSI Kabupaten Demak, Ng. Noor Salim, mengungkapkan, “Berdasarkan penemuan PGSI, perkiraan jumlah murid dari tingkat SD/MI, MTs/SMP, dan MA/SMA di Demak mencapai sekitar 40.000 siswa.”
Dari jumlah tersebut, sekitar 30 persen dari murid-murid tersebut terdampak oleh permainan daring yang terkait dengan perjudian online. Sementara itu, sekitar 5 persen di antaranya mengaksesnya secara langsung.
Menurut informasi tersebut, diperkirakan sekitar 12.000 siswa terlibat dalam bermain permainan daring yang didukung oleh platform perjudian. Sementara itu, sekitar 2.000 siswa mengaksesnya secara langsung.
Dikabarkan bahwa dampak negatif dari judi online ini bahkan sudah terlihat ketika proses pembelajaran. Banyak di antara mereka yang malas dan kehilangan motivasi belajar setelah kecanduan bermain judi online.
Dalam beberapa situasi, para remaja yang kecanduan bermain judi online bisa terperangkap dalam pinjaman daring bahkan rela melepaskan aset orang tuanya. Situasi ini jelas sangat merugikan mereka, mulai dari kesulitan finansial, putus sekolah, bahkan ada yang perlu menjalani terapi dengan seorang psikiater karena kesehatan mental yang terganggu, hingga menjadi indikasi tindak kriminal.
Kecanduan judi online di kalangan pelajar ini merupakan fenomena yang perlu kita tangani bersama-sama. Ada beberapa sebab mengapa banyak pelajar cenderung kecanduan judi online, di antaranya:
1. Akses Mudah
Ketersediaan internet dan perangkat pintar membuat judi online mudah diakses oleh remaja. Mereka dapat bermain kapan saja dan di mana saja.
2. Tekanan Teman dan Kelompok Sebaya
Remaja dapat terpengaruh oleh teman sebaya yang bermain judi online. Tekanan dari teman-teman mereka untuk ikut serta dapat menjadi faktor utama.
3. Kurangnya Kesadaran tentang Risiko
Banyak remaja mungkin tidak menyadari risiko yang terkait dengan judi online, seperti kerugian finansial, masalah hukum, dan dampak pada kesehatan mental.
4. Kurangnya Pengawasan Orang Tua
Remaja yang kurang mendapatkan pengawasan dari orang tua atau wali mereka lebih rentan terhadap judi online. Orang tua yang tidak mengawasi aktivitas anak-anak mereka secara aktif mungkin tidak menyadari masalah ini.
5. Kurangnya Literasi Keuangan
Remaja seringkali kurang memahami pentingnya manajemen keuangan dan dampak dari perjudian. Pendidikan tentang literasi keuangan dapat membantu mengatasi masalah ini.
6. Tekanan Emosional
Beberapa remaja mungkin mencari pelarian dari tekanan emosional atau stres dengan berjudi online. Mereka memandang perjudian sebagai cara untuk mengatasi masalah pribadi.
Berikut ini sejumlah poin penting yang dapat membantu orang tua, pendidik, dan masyarakat dalam mencegah dan mengatasi potensi kecanduan online pada pelajar. Dengan pemahaman dan tindakan yang tepat, kita dapat menjaga anak-anak dan remaja agar menggunakan teknologi dengan bijak dan bertanggung jawab.
1. Pendidikan dan Kesadaran
Penting untuk memberikan pendidikan tentang risiko perjudian online kepada remaja. Mereka perlu memahami dampak negatifnya.
2. Kontrol Orang Tua
Orang tua harus aktif mengawasi aktivitas online anak-anak mereka dan memberikan batasan yang jelas terkait dengan perjudian.
3. Pengembangan Keterampilan Literasi Keuangan
Remaja perlu diberi pemahaman yang kuat tentang manajemen keuangan dan pentingnya menabung serta mengelola uang dengan bijak.
4. Alternatif yang Sehat
Mendorong remaja untuk mengejar hobi dan aktivitas yang sehat serta mengembangkan keterampilan yang positif dapat membantu mengalihkan perhatian dari judi online.
5. Konseling dan Dukungan
Jika seorang remaja sudah kecanduan, konseling profesional dan dukungan emosional dari keluarga dan teman-teman dapat membantu mereka pulih dari kecanduan ini.
6. Regulasi yang Ketat
Pemerintah dan lembaga terkait perlu menerapkan regulasi yang ketat terhadap perjudian online untuk melindungi remaja.
Kecanduan judi online pada remaja dapat memiliki dampak jangka panjang yang serius, oleh karena itu, penting untuk mengambil tindakan pencegahan dan tindakan pemulihan jika diperlukan. Orang tua, sekolah, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mengatasi masalah ini.