Cahaya yang Tak Pernah Padam
Karya: Avvi Nopvianto, S.Pd.
Selasa, 10 Januari 2023. Senyum manis mengembang dari kedua bibir siswaku. Tepat di hadapanku, keduanya mengangkat genggaman tangannya untuk menunjukkan piala dan piagam yang baru saja mereka terima. Tampak wajah keduanya begitu senang. Sama sepertiku dan kepala sekolah yang saat itu mendampingi mereka berdua. Lomba ini diikuti beberapa sekolah se-Kabupaten Kotawaringin Timur. Peserta lomba berjumlah dari 30 orang, baik dari sekolah negeri maupun swasta. Sama sekali kami tidak menyangka jika Anisa dan Aisha menjadi juaranya.
Berawal saat lomba vokal solo antar kelas di sekolah. Dari segi penilaian vokal, tampilan, dan interpretasi lagu Anisa dan Aisha menjadi juaranya. Akhirnya keduanya aku daftarkan lomba tingkat kabupaten yang diselenggarakan oleh salah satu sekolah favorit di Kabupaten Kotawaringin Timur sebagai agenda perayaan ulang tahun.
“Anisa dan Aisha kalian Bapak daftarkan lomba vokal solo tingkat kabupaten, tugas kalian memilih salah satu lagu pilihan ini yang sekiranya mudah. Tentunya, sesuaikan dengan warna dan karakter vokal kalian,” kataku saat pertama kali memberi pengarahan untuk keduanya.
“Baik Pak, “ jawab keduanya.
Selama satu minggu mereka fokus latihan, mulai dari latihan pernapasan, pematangan teknik vokal, interpretasi lagu, menghapal lirik lagu yang akan dinyanyikan, dan pembentukan kepercayaan diri di atas panggung. Latihan ini dilakukan sepulang sekolah supaya tidak mengganggu jam belajar.
Hari perlombaan pun tiba, “Sudah siap tampil hari ini?” tanyaku, pada saat keduanya menunggu giliran tampil.
“Saya sedikit gugup Pak,” kata Anisa pelan.
“Saya juga Pak,” sahut Aisha tampak sedikit pucat.
“Hal itu wajar dan manusiawi. Kalian harus yakin dan percaya pada kemampuan diri kalian sendiri. Selama satu minggu kalian fokus latihan vokal untuk mempersiapkan ini dan selama latihan Bapak rasa hasilnya pun luar biasa. Jadi, Bapak yakin kalian bisa. Kalian berdua mampu!” kataku memberi semangat untuk keduanya.
Akhirnya, giliran mereka tampil di babak penyisihan. Alhamdulillah, penampilan Anisa dan Aisha memukau dewan juri dan penonton yang ada di aula tempat perlombaan. Anisa mendapat urutan nomor 6, sedangkan Aisha diurutan nomor 14. Setelah seluruh peserta tampil, juri pun mengumumkan peserta yang masuk ke babak final ada 6 orang, di antara nama yang masuk adalah Anisa dan Aisha.
“Selamat kalian berdua masuk ke babak final. Siapkan diri untuk tampil di babak final. Semangat!,” kataku menyemangati keduanya. Pada saat dewan juri mengumumkan juara lomba vokal solo, nama Anisa dan Aisha pun disebutkan menjadi juaranya.
“Pak Kahfi, terima kasih saya ucapkan. Bapak telah membimbing siswa untuk mengikuti lomba vokal solo ini. Alhamdulillah, keduanya menerima piala kemenangan. Ini awal tahun yang baik untuk sekolah kita. Semoga ini menjadi motivasi siswa lainnya untuk terus berkarya dan mengukir prestasi,” kata Ibu Kumala, pada saat kami bersama menyaksikan Anisa dan Aisha menerima penghargaan atas prestasi yang telah mereka raih.
—
Bulan Februari tiba, namun memberi kabar yang menggembirakan sekaligus menyedihkan. Petunjuk teknis FLS2N dikirim oleh Ibu Kumala di grup sekolah. Setelah aku baca, setiap sekolah hanya boleh mengirimkan satu peserta untuk cabang lomba vokal solo. Padahal rencana awal Anisa dan Aisha ingin aku ikutsertakan, tapi diharuskan memilih salah satu dari mereka.
“Anisa… Aisha… Bapak memanggil kalian berdua, karena ada yang ingin Bapak sampaikan. Bulan Maret nanti ada lomba vokal solo ajang tahunan FLS2N, tapi sayangnya setiap sekolah hanya boleh diwakilkan satu siswa saja. Sebenarnya kalau boleh, Bapak ingin mengikutsertakan kalian berdua tapi di dalam Juknis diharuskan salah satu saja. Untuk hal ini Bapak juga tidak berani memutuskan sendiri. Bapak perlu juga masukan dari ibu kepala sekolah dan dewan guru lainnya untuk menentukan siapa di antara kalian berdua yang menjadi wakil sekolah dan mengikuti ajang tahunan tersebut. Akhirnya, kami mengadakan rapat dan dengan berat hati kami harus memutuskan salah satu di antara kalian. Dan yang menjadi wakil sekolah untuk mengikuti FLS2N cabang lomba vokal solo adalah Anisa. Untuk Aisha tidak apa-apa ya belum terpilih, nanti pasti ada kesempatan yang baik untukmu,” kataku dengan berat hati.
FLS2N Tingkat Kabupaten Kotawaringin Timur dan Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah diadakan secara daring. Setiap peserta diminta membuat video menyanyi dengan lagu pilihan yang sudah dipilih oleh para peserta. Anisa yang menjadi perwakilan sekolah untuk cabang lomba vokal solo pun setiap hari berlatih. Kami pun membuat video menyanyi, kemudian video tersebut dikirimkan ke panitia FLS2N tingkat kabupaten.
Hampir satu bulan menunggu hasil perlombaan FLS2N, akhirnya tibalah pengumuman juara vokal solo tingkat kabupaten. Kami sangat bersyukur Anisa dinyatakan juara 2 FLS2N 2023 Tingkat Kabupaten Kotawaringin Timur.
“Selamat Anisa, kerja kerasmu berbuah manis. Kita diberi waktu tiga hari untuk membuat video menyanyi lagi dan mengirimkannya ke tingkat provinsi. Kita persiapkan dengan lebih baik lagi,” kataku memberi penguatan.
—
Hari begitu cepat berlalu, berganti minggu, dan bulan. Meski setiap hari terik, namun rasanya seperti tak pernah merasakan dahaga. Bagaimana tidak? Setiap hari bertemu dengan mereka. Para siswaku yang menyenangkan, dengan tingkah polahnya yang tak jarang membuatku tertawa. Bercengkrama dengan rekan-rekan kerja yang begitu baik dan ramah seperti keluarga sendiri. Sekolah menjadi rumah keduaku. Tempat kedua yang nyaman dan tak jarang membuat jiwaku tenteram.
“Pak Kahfi bisa ke ruangan saya sebentar,” kata Ibu Kumala lewat panggilan telepon dari gawai pintarku.
“Siap Bu,” jawabku. Lalu aku segera menuju ke ruang kepala sekolah.
“Silakan duduk Pak Kahfi! Pak Kahfi saya mendapat surat undangan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur. Dalam surat undangan ada nama Bapak dan minggu depan Pak Kahfi harus mengikuti pelatihan Komunitas Belajar di BPMP Provinsi Kalimantan Tengah. Pak Kahfi harus mengikuti pelatihan ini, karena Bapak merupakan ketua Kombel Kecamatan Seranau,” kata Ibu Kumala menjelaskan.
“Baik Bu. Saya siap untuk mengikuti pelatihan tersebut Bu,” kataku dengan mantap.
Hari yang aku tunggu, akhirnya datang. Minggu, 9 Juli 2023, aku berangkat ke Palangka Raya untuk mengikuti pelatihan Komunitas Belajar yang diadakan oleh BPMP Kalimantan Tengah. Pelatihan Kombel ini diikuti oleh 4 kabupaten yang ada di Kalimantan Tengah dan dilaksanakan selama 5 hari. Peserta pelatihan Kombel terdiri dari ketua dan sekretaris Kombel masing-masing kecamatan. Selama 5 hari, para peserta pelatihan mendapatkan pembekalan materi tentang penguatan literasi-numerasi, merancang modul ajar, kegiatan siswa membacakan cerita, kegiatan orang tua membacakan cerita di depan kelas, dan kantong literasi. Selama kegiatan peserta pelatihan banyak berdiskusi tentang pelaksanaan kegiatan literasi di sekolah masing-masing.
Kegiatan literasi sebaiknya dilaksanakan secara rutin, terutama untuk siswa. Karena jika boleh aku bilang, generasi sekarang ini kurang dekat dengan literasi. Kurang minat dalam membaca buku. Kurang suka memaknai bacaan dan menganalisis sesuatu secara mendalam. Kebanyakan di antara
mereka sibuk dengan gadgetnya, main game sepanjang waktu, sibuk bermedia sosial, dan lebih memilih menghabiskan waktunya untuk berselancar di internet. Sering aku berpikir, kapan mereka membaca buku? Tidakkah mereka tertarik untuk membaca buku? Sedangkan kita tahu, kalau buku itu adalah sumber ilmu, jendela pengetahuan yang paling asyik dipegang dan dibaca. Saat di lingkungan sekolah pun bisa dihitung dalam setiap harinya jumlah siswa yang berkunjung ke perpustakaan untuk membaca dan meminjam buku. Ya, tidak seperti saat aku sekolah dulu. Jauh sekali perbedaannya. Aku sangat sepakat dengan program pemerintah tentang penguatan-penguatan gerakan literasi di sekolah yang mempunyai dampak baik untuk siswa.
Setelah lima hari aku berada di Palangka Raya, aku kembali ke tempat tugasku. Cukup lama aku meninggalkan siswa-siswaku dan rekan guru. Selama pelatihan aku hanya memberi tugas yang aku titip ke rekan guru. “Wah, pasti banyak sekali tugas siswa yang terkumpul di meja kerjaku dan harus aku koreksi. Wah, aku juga harus mengejar materi-materi yang tertinggal untuk aku ajarkan. Ohh.. baiklah. Aku siap,” pikirku dari sebuah kegelisahan.
Sampai di sekolah, aku segera ke ruang Ibu Kumala melaporkan hasil pelatihan kegiatan Kombel yang aku ikuti. Ibu Kumala serta rekan-rekan menyambutku dengan antusias, ingin tahu apa saja yang aku dapatkan selama pelatihan.
“Jadi… Bapak, Ibu guru untuk kegiatan literasi yang sudah kita laksanakan selama ini, lebih kita kuatkan lagi. Nanti, di sekolah kita akan melaksanakan program-program literasi, yang pertama kantong literasi, setiap kelas terdapat pojok-pojok buku untuk kegiatan literasi. Yang kedua ada laporan buku catatan baik siswa, siswa dapat mencatat dan melaporkan hal-hal baik yang sudah mereka lakukan setiap hari. Kegiatan ketiga, siswa membacakan cerita secara bergantian pada saat jam literasi. Dan kegiatan yang keempat, yaitu kegiatan orang tua bercerita di depan kelas, kegiatan ini sangat menarik Bapak, Ibu karena kita melibatkan orang tua secara langsung dalam proses pembelajaran di sekolah. Orang tua membacakan sebuah cerita di depan kelas, bisa kisah inspiratif atau dongeng. Siswa dapat mengambil pesan cerita yang mengandung nilai-nilai luhur dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, saya akan segera mendata dan membuatkan jadwal supaya kegiatan-kegiatan literasi di sekolah kita dapat berjalan dengan maksimal. Dan yang paling penting tujuan kegiatan literasi ini dapat menumbuhkan dan meningkatkan daya literasi dan numerasi siswa-siswa kita,” jelasku.
Satu minggu terlewati, kegiatan literasi berjalan dengan baik sesuai dengan program yang sudah direncanakan. Pekan ini aku juga mengundang orang tua yang bersedia untuk bercerita di depan kelas. Supaya kegiatan orang tua membacakan cerita di depan kelas segera terlaksana.
Dalam pertemuan dengan orang tua siswa, aku menjelaskan tentang program kegiatan orang tua membacakan cerita di depan kelas. Aku sampaikan tujuan dan manfaat dari kegiatan ini. Orang tua yang hadir pun cukup antusias. Mereka bersedia untuk membacakan cerita di depan kelas. Ada juga beberapa orang tua siswa tampak ragu dengan kebisaannya untuk membacakan cerita di depan anaknya sendiri dan siswa lainnya. Dengan sigap aku memberi gambaran dan penguatan bagaimana cara bercerita. Akhirnya, beberapa orang tua siswa tersebut yakin dan bersedia untuk dijadwalkan. Buku cerita baik dongeng maupun kisah inspiratif banyak terdapat di perpustakaan sekolah, sehingga para orang tua yang bersedia bisa meminjam buku, membawanya pulang, dan mempelajarinya di rumah.
Senin, 28 Agustus 2023. Jadwal hari pertama pelaksanaan kegiatan orang tua membacakan cerita di depan kelas. Terdapat dua orang tua yang bercerita di kelas VII A dan B. Aku mendampingi langsung kegiatan tersebut. Selama kegiatan berjalan dengan lancar, dua perwakilan orang tua yang sudah selesai bercerita mengaku sangat senang bisa terlibat langsung dalam proses kegiatan pembelajaran di sekolah.
—
Kebahagiaan sejati manusia itu adalah bisa berbagi. Aku sendiri bersyukur sebagai pendidik, karena bisa membagi ilmu kepada siswa dengan membimbing, mengajar, dan mendidik guru dapat meningkatkan kompetensi dan menumbuhkan karakter siswa. Satu semester sudah sekolah kami melakasanakan Kurikulum Merdeka. Kurikulum yang berpusat pada siswa. Salah satu hal yang paling membedakan dari kurikulum sebelumnya, di kurikulum merdeka ini terdapat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau disebut P5. Di semester ini, kami mengambil tiga tema untuk dilaksanakan. Tema Sehat Jiwa dan Raganya, Kewirausahaan, dan Gaya Hidup Berkelanjutan.
“Pak Kahfi bisa tidak kami meminta bantuan Bapak untuk mengkoordinir P5 tema Sehat Jiwa dan Raganya, meskipun saya tahu bapak tidak masuk di tim kolaborasi guru mata pelajaran untuk tema sehat jiwa dan raganya ini?” tanya Pak Heru memastikan.
“Bisa Pak dengan senang hati. Pasti saya bantu, apalagi topik yang diangkat itu sangat menarik dan punya dampak yang baik bagi sekolah terutama untuk siswa,” jawabku.
“Iya Pak, sesuai kesepakatan kita kemarin kita mengangkat topik anti bullying. Supaya anak-anak kita tidak melakukan tindak perundungan yang semakin marak terjadi sekarang ini,” jawab Pak Heru.
Modul P5 Sehat Jiwa dan Raganya sudah dibuat oleh Pak Heru. Aku tinggal mengarahkan siswa dibantu dengan tim P5 lainnya. Membentuk kelompok dan mengarahkan siswa untuk membuat yel-yel anti bullying. Pelaksanaan P5 ini dilaksanakan selama dua minggu karena kami memilih sistem blok. Gelar karya kami laksanakan pada tanggal 26 Oktober 2023 bertepatan dengan ulang tahun sekolah.
Tampilan yel-yel anti bullying gelar karya P5 menambah semarak perayaan ulang tahun sekolah. Tampilan yel-yel anti bullying yang ditampilkan siswa pun mendapat sambutan baik dari pengawas pembina, komite, dewan guru, dan orang tua siswa yang hadir.
Udara malam menembus celah-celah jendela, terasa dingin menusuk tulang. Detak jarum jam terus melaju, sampai di pertengahan malam. Namun, mataku belum terpejam. Aku masih disibukkan dengan laporan-laporan untuk besok pagi. Besok ada pertemuan dengan BPMP Kalimantan Tengah di Dinas pendidikan Kotawaringin Timur tentang pelaksanaan orang tua membacakan cerita.
“Saya rasa laporan pelaksanaan kegiatan orang tua membacakan cerita di sekolah bapak sudah berjalan dengan baik. Laporan yang Bapak susun juga sangat lengkap. Kami dari BPMP Kalimantan Tengah mengucapkan banyak terima kasih kepada Pak Kahfi serta Bapak, Ibu ketua komunitas belajar yang sudah hadir pada hari ini,” kata Bapak Syahril selaku koordinator tim kegiatan orang tua membacakan cerita dari BPMP Kalimantan Tengah.
—
Minggu pertama di akhir tahun 2023, anak-anak tampak fokus mengerjakan soal penilaian sumatif akhir semester 1. Mereka begitu bersemangat. Mengerjakan soal hingga tuntas di hari terakhir. Sesuai keputusan rapat pada bulan November, setelah selesai pelaksanaan penilaian sumatif akhir ada pelaksanaan P5 dengan tema kewirausaha dengan topik aneka olahan makanan dan minuman dari buah nanas. Kenapa memilih buah nanas? Karena di sekitar sekolah banyak terdapat kebun nanas. Buah nanas hanya dijual begitu saja tanpa adanya pengembangan kreasi dan inovasi, padahal apabila buah nanas dikreasikan menjadi sebuah produk yang inovatif, maka akan lebih menjual.
”Pak Kahfi, jadi kapan pelaksanaan gelar karya P5 Kewirausahaan?’ tanya Ibu Mitha.
“Bu Mitha sudah tidak sabar ya ingin melihat bazar dan mencicipi makanan dan minuman buatan anak-anak,” ledek Pak Surya kepada Bu Mitha.
“Tenang saja Bu Mitha. Koordinator P5 kita Bapak Kahfi sedang merancang-rancang waktu yang tepat,” tambah dari Pak Heru.
“Untuk gelar karya kewirausahaan nanti anak-anak bazar Bapak, Ibu. Pelaksanaannya nanti saat pembagian rapor sekalian kita mengundang orang tua. Jadi, nanti ada dua kegiatan. Pertama jam 08.00 WIB anak-anak bazar lalu jam 10.00 WIB dilanjutkan pembagian rapor,” jelasku kepada rekan-
rekan, mereka pun menyambut dengan baik. Aku pun segera menyampaikan kepada Ibu Kumala dan beliau menyetujuinya.
—
Kamis, 22 Desember 2023. Pagi yang cerah, memberikan ribuan semangat. Tampak para siswa bahu-membahu menyiapkan stand bazarnya masing-masing. Tiap kelompok terdiri dari 10 anak. Mereka membagi tugas, ada yang menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan, ada yang menata produk dagangannya, ada pula yang memasang spanduk dan pernak-pernik untuk mempercantik stand bazar. Berjejer produk-produk aneka olahan makanan dan minuman dari buah nanas seperti kue nastar, stik nanas, salad buah nanas, jus nanas, es lumut nanas, selai, sirup dan sebagainya siap untuk dijual. Produk-produk itu hasil olahan siswa sendiri. Tak berapa lama, orang tua siswa mulai berdatangan. Langsung menyerbu stand-stand siswa dan memborong produk-produk olahan siswa yang tengah dijual. Selain bazar juga ada panggung hiburan, orang tua dapat menikmati jajanan yang sudah dibeli sambil menonton pertunjukkan ekskul siswa berupa tari daerah, vokal solo, yel-yel, pementasan drama, dan atraksi silat. Tepat pukul 10.00 WIB orang tua masuk ke ruang kelas untuk mengambil hasil belajar anaknya masing-masing selama satu semester, sedangkan para siswa aku himbau untuk merapikan dan membersihkan stand bazar karena bazar sudah selesai.
“Terima kasih banyak Pak Kahfi, kegiatan hari ini berjalan dengan lancar dan sesuai harapan. Pasti banyak sekali ilmu yang didapat siswa dari kegiatan ini. Orang tua siswa pun antusias menyambut baik kegiatan positif ini,” kata Ibu Kumala dengan rona wajah yang bahagia.
“Sama-sama Bu. Saya tidak sendirian melakukan ini. Kegiatan ini berjalan dengan baik berkat kerja keras dari rekan-rekan terutama tim kolaborasi guru mata pelajaran, para siswa, dan orang tua siswa tentunya,” kataku kepada Ibu Kumala. Kami pun sama-sama tersenyum.
Saat kita melakukan sesuatu dengan hati maka akan kembali dirasakan oleh hati. Semua terasa ringan seperti kapas, bergerak, berpikir, dan hasil yang didapat juga akan melegakan, sehingga bibir dan hati kita pun bisa tersenyum dengan penuh suka cita. Sebagai seorang pendidik berarti kita mengabdikan diri sebagai penerang anak-anak didik kita. Tugas kita mengajar, membimbing, mendidik memberi penguatan, motivasi, dan nasihat-nasihat yang berarti.
Ilmu itu seperti cahaya yang selalu jadi penerang siswa. Sedangkan guru adalah penerang langkah siswa dalam meraih kesuksesan, maka dari itu jangan pernah padam cahaya itu terus bersinar terang. Dalam melaksanakan tugas pun tidak selamanya berjalan lancar dan maksimal. Pasti ada kendala maupun hambatan, namun harus selalu kita ingat, itu semua adalah bagian dari perjuangan dan harus dibarengi dengan keikhlasan serta kesabaran yang seamata-mata mengharapkan ridho ilahi.