Dari Ujung Timur Sulawesi Selatan Menuju Internasional

Angin pagi menyapa lembut pepohonan di halaman UPT SMP Negeri 2 Malili. Sekolah yang berdiri kokoh di Kabupaten Luwu Timur, kabupaten paling timur di Sulawesi Selatan dengan jarak tempuh kurang lebih 12 jam dari makassar melalui jalur darat dengan menggunakan bus. Suatu pagi yang cerah, tampak sekolah mulai ramai dengan tawa riang pelajar yang datang. Di balik bangunan kelas yang sederhana namun penuh semangat, seorang guru muda berdiri tegap di depan papan tulis, memegangi spidol hitam dengan senyum
hangat di wajahnya. Namanya Ilmal, guru matematika yang dikenal tegas namun sangat peduli pada anak didiknya. Bagi sebagian orang, menjadi guru matematika di pelosok adalah sebuah tantangan. Tapi bagi Ilmal, itu adalah panggilan jiwa. Ilmal bukanlah sosok yang gemar mencari sorotan. Ia hanya ingin melihat muridnya tumbuh bersama ilmu, khususnya matematika. Ilmal bukanlah sekedar guru. Ia adalah penggerak. Sejak awal mengabdi di UPT SMP Negeri 2 Malili Tahun 2021, ia banyak bergerak untuk membimbing murid. Berbekal kepercayaan bahwa letak geografis bukanlah alasan untuk kalah sebab prestasi tidak ditentukan oleh tempat, tapi oleh tekad, begitu kalimat yang sering ia
ucapkan kepada muridnya. Perjalanan luar biasa Ilmal dimulai dari semangatnya yang tak pernah padam untuk belajar dan berinovasi. Di akhir tahun 2021 , ia berhasil lolos seleksi pelatihan Math City Maps di Bogor , sebuah program pelatihan bergengsi yang diselenggarakan oleh kementerian pendidikan dasar dan menengah yang salah satu pematerinya kala itu berasal dari Jerman. Pelatihan ini hanya diikuti oleh 240 guru terpilih dari seluruh Indonesia yang dibagi dalam 4 tahap. Di pelatihan ini, Ilmal belajar bagaimana membawa pembelajaran matematika lebih kontekstual dan menyenangkan dengan menjadikan lingkungan sekitar sebagai ruang belajar terbuka yang juga berbasis aplikasi. Ia pulang membawa semangat baru dan menerapkannya di sekolah dengan membuat jejak numerasi di sekitar lingkungan sekolah dan kota Malili. Dalam hal pembimbingan murid, Ilmal membimbing tim kecil murid kelas 7 untuk mengikuti lomba matematika tingkat nasional dan internasional. Banyak yang ragu, bahkan mencibir. “Baru kelas 7, apa mereka mampu?” Tapi Ilmal percaya pada potensi. Ia mengasah logika mereka, strategi berpikir, dan yang paling penting, rasa percaya diri. Setiap hari sepulang sekolah, Ia mencarikan soal-soal dari olimpiade nasional hingga internasional, mewujudkan konsep-konsep yang rumit, ruang kelas Ilmal berubah menjadi markas belajar. Bukan hanya soal – soal rumit yang mereka bahas, tapi juga mimpi-mimpi besar yang perlahan mereka susun bersama. “Bayangkan jika nama kalian disebut dalam ajang internasional. Itu bukanlah mimpi, asal kalian mau berjuang.” Begitu kalimat yang selalu di ucapkan Ilmal dalam menyemangati muridnya. Kendala jarak dan biaya dalam mengikutkan muridnya pada lomba-lomba matematika, berhasil disiasati dengan memilih mengikutkan muridnya pada lomba yang dilaksanakan secara daring. Awal mula keikutsertaan muridnya dalam beberapa lomba
matematika, belum mendapatkan hasil yang maksimal. Namun, ilmal tak pernah menyerah dan juga selalu menyemangati muridnya untuk lebih giat lagi belajar. Berbekal ketekunan dan kerja keras Ilmal melatih beberapa murid secara rutin sepulang sekolah, Tahun 2022
menjadi titik balik. Di ajang The Asian Mathematics Competitions yang dilaksanakan secara daring, beberapa muridnya berhasil meraih medali bahkan ada yang mampu meraih medali emas. Tak berhenti di situ, di tahun yang sama, muridnya kembali mengukir prestasi dalam ajang International Science Mathematics Competition (ISMO), dengan meraih medali emas dan medali perunggu. Berita keberhasilan pelajar UPT SMP Negeri 2 Malili yang di bimbing oleh ilmal dalam berbagai ajang tersebut dimuat diberbagai media cetak dan online yang
menyebar dengan cepat dan menjadi perbincangan di Luwu Timur. Nama UPT SMP Negeri 2 Malili yang awalnya tak terlalu dikenal, kini mulai menjadi perbincangan khususnya di masyarakat Luwu Timur. Nama sekolahnya menggema di ajang nasional hingga internasional, dan nama Ilmal pun mulai diperbincangkan sebagai sosok dibalik kesuksesan murid dari ujung timur Sulawesi Selatan itu. Tak cukup hanya murid-muridnya yang bersinar. Ilmal sendiri mengukir beberapa prestasi. Tahun 2023, ia mengikuti seleksi nasional untuk menjadi Narasumber Berbagi Praktik Baik Implementasi Kurikulum Merdeka. Dengan pendekatannya yang inovatif dan tak menghilangkan konteks lokal, ia pun lolos dan kemudian banyak berbagi pengalaman ke berbagai daerah di Indonesia melalui platform mereka mengajar (PMM) yang saat itu digunakan oleh kementerian pendidikan sebagai aplikasi untuk belajar dan berbagi guru di Indonesia. Keberhasilan – keberhasilan itu membuat nama Ilmal semakin dikenal lebih luas khususnya di Luwu Timur. Ia kemudian memberanikan diri mendaftar program Beasiswa Microcredential Numeracy Kemendikbudristek bekerja sama dengan Monash University Australia Tahun 2024. Sebuah program prestisius yang hanya menerima segelintir guru terpilih dari seluruh Indonesia. Dengan tangan gemetar namun hati yang mantap, Ilmal mengklik tombol “submit” pada formulir pendaftaran online. Hari-hari berlalu dalam harap dan doa. Hingga suatu sore, sebuah email masuk: “Selamat! Anda telah diterima di Program Beasiswa Microcredential Numeracy Kemendikbudristek bekerjasama dengan Monash University Australia Tahun 2024.” Ilmal seakan tak percaya, serasa mimpi ia kembali membaca ulang isi email tersebut dan itu adalah sebuah kenyataan “The dream comes true.” Dari ribuan guru di seluruh Indonesia yang mendaftar, hanya 60 guru yang terpilih dan Ilmal seorang guru dari ujung paling timur Sulawesi Selatan salah satunya. Program ini dijalankan secara hybrid yaitu gabungan online dan offline, yang pelaksanaan offlinenya di Jakarta. Bagi Ilmal, ini bukan sekedar penghargaan, melainkan jalan untuk terus belajar dan membagikan ilmu yang ia dapat pada sesama guru di Luwu Timur. Dari kampung kecil yang sunyi, Ilmal membuktikan bahwa ketulusan, kerja keras, dan semangat berbagi bisa membawamu ke panggung dunia. Bukan demi populer, tapi demi masa depan anak-anak Indonesia, termasuk mereka yang tinggal di ujung timur Sulawesi Selatan. Kini, setiap kali ia berdiri di depan kelas, ia selalu
mengulang satu kalimat yang membuat mata muridnya berbinar : “Kita boleh berasal dari pelosok, tapi mimpi kita tak pernah punya batas.”

Tagar:

Bagikan postingan

3 Responses

  1. Sangat menginspirasi pak guru.
    Semua tantangan yang dihadapi membentuk diri menjadi tangguh dan tak pernah putus asa serta selalu memiliki harapan ataupun cita-cita yang tinggi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *