Di tanah zaitun yang tersayat

DI TANAH ZAITUN YANG TERSAYAT

Di ufuk timur, langit menghitam,
Debu mengabur di jalan-jalan sunyi, Palestina menangis dalam diam,
Di bawah bayang-bayang senjata dan iri.

Bukan hanya batu yang dilemparkan,
Tetapi harapan yang tak ingin padam. Anak-anak melukis masa depan
Dengan tinta luka di atas reruntuhan malam.

Baitul Maqdis, engkau saksi bisu,
Derap langkah yang tak pernah lesu, Mereka bertahan, tak ingin jatuh,
Meski dunia menutup mata, kelu dan beku.

Zaitun tetap berdiri tegak,
Meski akar-akar direnggut paksa, Seperti jiwa-jiwa yang tak retak, Meski langit dihujani nestapa.

Wahai angin, bisikkan pada dunia,
Bahwa tanah ini bukan sekadar nama,
Ia adalah nadi, darah, dan cerita,
Yang takkan hilang oleh waktu dan derita.

Tagar:

Bagikan postingan

3 Responses

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *