Fragmen Waktu
Karya: Zetira Regi Tilafa, S.Pd.
Pukul tujuh berdenting
Menjalar ke dinding hari Senin
Ia selisipan dengan pejalan
Lalu bertaruh peluh siapa yang lebih dulu
Duduk di ruang kelas
Bersama dua potong mimpi semalam
Anak tangga riang menerima pijakan
Setelah sepi minggu meradang
Pukul sembilan
Kau lewati perpustakaan
Sambil mendengar orang-orang belajar membaca pikiran
Dan mengeja situasi yang aman
Tak ada yang mampu melanggar
Sebab peraturan telah menjelma penjara
Dan terpenjara dalam pigura
Sementara itu kita mematut senyuman
Berwarna merah, ramah, dan tidak boleh marah
Lalu kembali menghitung perangkat mana yang belum merdeka
Pukul sebelas
Tak ada yang mampu selaras
Alur tujuan, capaian, dan kesimpulan akhir bulan
Peluh menganyam aroma seragam
Matahari telah penuh terisi
Menyalakan suara gelak tawa remaja dan lorong kian bernyawa
Namun kepalaku
Satu-satunya hal yang tak memiliki jeda
Di hadapan jendela
Seseorang dalam diriku bertanya
Tumpukan buku dan rak sepatu
Mana yang akan lebih dulu memilikimu
Sedang aku masih menatap mata laptop
Menyusun angka kalender
Agar berbaris manis menjadi adegan semester
Cantik dan apik sesuai karakter
Pukul tiga sore
Aku mengajak orang-orang
Menulis surat
Berisi kalimat-kalimat penghormatan
Kepada istirahat yang tak kunjung dekat
Lalu pulang
Menerawang segala peristiwa
Hingga ketiadaan melahap kita
Cianjur, November 2023
11 Responses
Wuow that’s our daily activities at school
So cute
Puisinya menyentuh. Pas slsai baca gak bisa berkata”. Bagus bngetttt
❤️💜💙
wow keren banget puisi nyaa
Speechless! Indah sekali siulan penanya
Lop banget ibuu🤍🤍
good job😍😘🥰
Semangattt ibuu
Semangat ibu 🥰
BUUU???? BAGUS BGT PUISI NYAAAAA, LOP SEKEBON💓💓💓💓
mantap sekali