Kerja Sama Bilateral Indonesia dan Hungaria dalam Sistem Pengelolaan Air Bersih

A. Anugerah dan Masalah Air di Indonesia 

Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Dengan ketersediaan air yang memadai, maka manusia dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan lebih mudah dan nyaman. Air juga merupakan salah satu komponen lingkungan hidup yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan seluruh makhluk hidup. Selain itu, air juga sangat diperlukan untuk menunjang pembangunan suatu wilayah, dan distribusi akses air yang cukup bagi seluruh masyarakat merupakan bentuk dari pendistribusian kesejahteraan (Sukartini dan Samsubar, 2016). 

Indonesia adalah negara yang sangat subur dan makmur. Dalam lintasan sejarahnya, negara ini pernah dijajah beberapa negara, yaitu Portugal, Spanyol, Belanda, Prancis, Inggris, dan Jepang, dalam waktu yang berbeda-beda di mana penjajahan tersebut mayoritas diawali dari ekspedisi jalur laut untuk menemukan rempah-rempah. Buku Perjuangan Indonesia di Bidang Hukum Laut menyebutkan bahwa dalam sejarah, laut telah menjadi tempat berbagai hal, seperti sumber makanan, tempat rekreasi, jalur perdagangan, tempat berlabuhnya penjajah, dan gerbang dunia (Djalal, 1979). Di Indonesia sendiri, telah disebutkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pasal 33 ayat 3 bahwa “Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.  Berkaitan dengan air, maka pasal ini menjelaskan secara tegas bahwa pemerintah menjamin agar setiap rakyat Indonesia dapat memperolehnya. Di tingkat internasional, United Nations Declaration of Human Right of Water menjelaskan bahwa air menjadi kebutuhan yang penting bagi manusia untuk menjamin kehidupan yang bermartabat {Alihar, 2018). Pentingnya air juga tertuang sebagai salah satu tujuan berkelanjutan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) poin keenam, yaitu “Menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua”. Sungguh betapa krusialnya pengaruh air bagi makhluk hidup.

Lantas, bagaimana dengan kondisi air bersih yang menjadi sumber kehidupan sehari-hari bagi masyarakat di Indonesia saat ini? Ketersediaan air bersih nampaknya masih menjadi momok masalah. Misalnya saja di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Krisis air bersih di provinsi yang dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X ini cukup serius. Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Gunung Kidul adalah dua wilayah yang paling terdampak masalah ini. Hal tersebut disebabkan oleh sumber air yang digunakan masyarakat DIY pada umumnya masih menggunakan sumber air tanah. Penggunaan yang besar ini menyebabkan struktur tanah di DIY menjadi rawan bencana alam, sebab lapisan tanahnya yang kosong karena air di dalamnya banyak digunakan oleh masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan air bersih berkaitan erat dengan jumlah penduduk di suatu wilayah (Alihar, 2018). Diperlukan langkah nyata pemerintah untuk menanggulangi krisis air bersih. Salah satu caranya adalah dengan melakukan kerja sama dengan pihak yang sudah berpengalaman dalam pengelolaan sistem air bersih.

B. Interaksi Antar Negara

Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi saat ini sudah sangat pesat. Globalisasi membuat batasan-batasan antar individu, kelompok, dan negara menjadi pudar, sehingga memperkuat pernyataan bahwa saat ini tidak ada satu negara pun di dunia yang dapat hidup sendiri. Interaksi antar negara ini biasa dilakukan untuk memenuhi kepentingan nasional negara tersebut, dan biasa disebut dengan kerja sama internasional. Kerja sama internasional merupakan konsekuensi dari bertambah kompleksnya hubungan antara individu dengan masyarakat internasional. Kerja sama internasional didasari atas kepentingan yang sama namun tidak identik di antara negara-negara tersebut (Kartasasmita, 1997). Salah satu bentuk dari kerja sama internasional adalah kerja sama bilateral. Kerja sama ini melibatkan hubungan timbal-balik antara dua belah pihak atau negara saja (Perwita dan Yanyan, 2005). Kerja sama bilateral juga dapat dibagi menjadi tiga motif, yaitu:

1. Guna memelihara kepentingan nasional

2. Guna memelihara perdamaian

3. Guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi

Dalam hal ini, solusi bagi permasalahan krisis air bersih yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia adalah melalui kerja sama bilateral, sebab masuk dalam motif meningkatkan kesejahteraan ekonomi.

C. Pesona Hungaria dan Budapest Waterworks

Hungaria adalah negara anggota European Union (EU) yang terletak di jantung benua Eropa. Sungai Danube membelah Budapest, ibukota negara tersebut, dan membaginya antara sisi Buda dan sisi Pest. Orang-orang Hungaria biasa disebut dengan orang Magyar. Uniknya, bahasa Hungaria adalah satu bahasa tertua di dunia yang berasal dari benua Asia. Berbicara tentang pariwisata, Hungaria sangat terkenal dengan pemandian air panasnya. Di Budapest, kita dapat dengan mudah menemukan berbagai pusat pemandian air panas, bahkan negara ini juga dijuluki sebagai “Negara Seribu Mata Air Panas”. Salah satu pemandian air panas yang paling terkenal di Budapest adalah Széchenyi Thermal Bath. Sumber air panasnya langsung dari mata air yang dalamnya mencapai 1000 meter. Selain itu, di Lapangan Para Pahlawan, kita juga dapat menjumpai Millennium Monument, yang dibangun untuk memperingati kejayaan suku Magyar. Tempat indah lainnya yang juga dapat dijumpai di Budapest adalah Akademi Musik Franz Liszt, di mana aula konsernya saja mampu menampilkan arsitektur yang begitu menawan. Selain tempat wisata menakjubkan, Hungaria juga memiliki makanan khas yang patut dicoba, misalnya saja goulash. Masakan ini merupakan hidangan nasional Hungaria.

Hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Hungaria sudah terjalin sejak tahun 1955, di mana dua tahun kemudian, Kedutaan Besar Hungaria dibuka di Jakarta. Selama lebih dari 60 tahun, hubungan diplomatik ini terus meningkat dan menguntungkan kedua belah pihak. Pada 2016 misalnya, Perdana Menteri Viktor Orban berkunjung ke Indonesia sebagai bentuk keseriusan dalam peningkatan kerja sama. Kemudian pada 2018, Kepala Staf Presiden, Moeldoko, berkunjung ke Hungaria untuk memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi, serta meningkatkan kerja sama tersebut atas dasar kemitraan, bukan menjadikan Indonesia sebagai pasar saja. Berkaitan dengan kerja sama untuk menanggulangi krisis air bersih, penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) bermula pada 2013 silam. Menteri Pekerjaan Umum saat itu, Djoko Kirmanto, melakukan penandatangan kerja sama didampingi oleh Menteri Perdesaan Hungaria, Sandor Fazekas. Enam tahun kemudian, salah satu perusahaan Hungaria, Budapest Waterworks, dipilih untuk melakukan proyek kerja sama pengelolaan air bersih. Nilai investasi dari kerja sama dengan perusahaan tersebut sangat besar, dan total ada 34 wilayah di Indonesia yang saat ini sedang dibangun proyek sistem pengelolaan air bersihnya, termasuk di Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Gunung Kidul (Bakara, 2019).

Perusahaan Budapest Waterworks merupakan perusahaan besar yang sudah lama berdiri lebih dari 150 tahun yang lalu. Perusahaan ini merupakan perusahaan pemasok air terbaik di Eropa Tengah. Motto perusahaan ini adalah Worldwide Water Solutions, We Take Part in Developing the World. Budapest Waterworks telah dan sedang melakukan kerja sama dengan berbagai negara di dunia selain Indonesia, misalnya Serbia, Turki, Azerbaijan, Sri Lanka, dan Rusia. Dengan adanya kerja sama ini, hubungan bilateral kedua negara diharapkan semakin harmonis, sehingga cita-cita dan tujuan bersama yang diharapkan dapat tercapai.

D. Kesimpulan: Kerja Sama Membawa Berkah

Kerja sama bilateral antara Indonesia dan Hungaria menjadi bukti bahwa negara di dunia ini pasti saling membutuhkan satu sama lain. Dengan menggandeng perusahaan Budapest Waterworks yang telah lama berpengalaman dalam sistem pengelolaan air bersih, Indonesia dapat mengurangi krisis air bersih yang sering terjadi di beberapa wilayahnya. Kerja sama ini juga dapat menjadi permulaan yang baik untuk menjajaki kerja sama baru dibidang lainnya seperti ekonomi digital. Kerja sama ini juga menjadi salah satu wujud transfer ilmu dan teknologi dalam pelaksanaan teknisnya. Dapat dikatakan, bahwa sebuah keputusan yang tepat untuk bekerja sama dengan Budapest Waterworks, perusahaan besar yang sangat berpengalaman. Semua ini merupakan hasil dari hubungan bilateral antara Indonesia dan Hungaria yang sudah terjalin cukup lama. Semoga, kerja sama ini membawa keberkahan bagi kedua negara.

DAFTAR SUMBER

Alihar, Fadjri. “Penduduk dan Akses Air Bersih di Kota Semarang” dalam Jurnal Kependudukan Indonesia Vol. 13. No. 1. Tahun 2018. Hlm. 67-76

Bakara, Reno Veroliano. “Kerjasama Indonesia – Hungaria dalam Pengelolaan Air Bersih di DIY Tahun 2013-2018” dalam eJournal Ilmu Hubungan Internasional Vol. 7. No. 1. Tahun 2019. Hlm. 91-102. file:///C:/Users/Gilang/Downloads/Documents/7.-1402045041-Reno-Veroliano-Bakara.pdf

Djalal, Hasjim. 1979. Perjuangan Indonesia di Bidang Hukum Laut. Bandung: Binacipta

Kartasasmita, Koesnadi. 1997. Organisasi dan Administrasi Internasional. Bandung: Lembaga Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi

Perwita, Anak Agung Banyu dan Yanyan Mochamad Yani. 2005. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sukartini, Ni Made dan Samsubar Saleh. “Akses Air Bersih di Indonesia” dalam Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan Vol, 9. No. 2. Tahun. 2016. Hlm. 89-98

Tagar:

Bagikan postingan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *