Indonesia Raya
Karya: Rakhmat Amir Anggeraja, S.Psi., Gr.
Kami buta huruf
Tak bersuara
Pernah kerja rodi
Dan Romusha
Terik getir selalu dirasa
Beberapa dari kami
Berjuang melalui puisi saja
Orasi penyair kata-kata
Penyair lain mengunjungi puisiku
Diteguknya dua sampai empat sajak
Pundaknya penuh amarah
Pada kalimat “penjajah”
Kubisikkan pada ibu jarinya:
“Wahai jari-jari pemberani”
“Kabarkanlah!”
“Mari menari bersama dalam buku puisiku!”
“Ceritakan pada saudara sebangsamu!”
“Tanah air ini milik kita!”
Ia tak menjawab lalu pergi dengan kening berkobar
Dua hari kemudian
Beberapa keranda berselisih denganku
Keranda kali ini diselimuti sebuah bendera
Bendera lingkar merah, dalam bidang putih
Buku puisi yang dibawa oleh penyair tadi
tak seperti biasa
Puisinya menyebar, bahkan bertambah
Penjajah mengungsi ke langit
Bangsa kami menggerek bendera
Yang dicelup ke dalam darah para penjajah!
Menangis gembira sembari berdoa
Dengan bangga kami bernyanyi
Indonesia Raya