JEJAK LANTANG DI PANGGUNG DIDIK
Karya: Dahlia Saidi Jaya, S.Ag.
Di pagi Urung yang penuh harapan,
Kuseret langkah di bawah langit kemilauan.
Di balik seragam dan papan tulis sederhana,
Tertoreh mimpi-mimpi besar untuk anak bangsa.
Kelas riuh dengan tawa dan bisik,
Namun tanggung jawab memanggilku berbisik.
“Ananda, disiplinlah, jangan lupakan cita,
Di setiap usaha ada harapan yang nyata.”
Sebagai pembina di panggung tak terlihat,
Dua belas kegiatan silih berganti memikat.
OSIS dan Porseni, tanggung jawab tak henti,
Meski lelah mengiringi, semangatku tetap berdiri.
Namun, sering suaraku keras bergema,
Membuat mereka takut, seolah tanpa cinta.
Padahal tegasku adalah bahasa kasih,
Membentuk jiwa kuat yang kelak gigih.
Ada hari di mana lelah tak terbendung,
Proposal belum matang, rapat terus bertumpuk.
Tapi, disetiap jerih payah dan air mata,
Tertanam keyakinan bahwa ini adalah ibadah.
Suka datang saat mereka tersenyum,
Ketika mimpi mereka perlahan terkulum.
Duka hadir di balik kesalahpahaman,
Namun cinta untuk mereka tak pernah terpadamkan.
Aku, Ummy, pelita kecil di kegelapan,
Berjuang agar kalian temukan jalan terang.
Meski kadang aku hanyalah “Tukang Marah,”
Di hati ini hanya ada kasih yang tak pernah lelah.
Bila suatu hari kalian mengenangku,
Ingatlah bukan suara lantang yang mengganggu.
Tapi cinta yang kugoreskan disetiap langkah,
Untuk kalian, generasi penerus yang tak kenal lelah.