KETIKA DUNIA MEMILIH DIAM

Untukmu Gaza, surat ini kutulis dengan mata basah.

Engkau bukan_cinta duka,

Pada tanah, pada hidup, pada cita-cita.

 

Jika cinta benar adanya, tanpa perlu senjata,

Mengapa langkahmu dibayang-bayang baja?

Aku tak mengerti bahasa negara,

Yang kutahu: tawa anak-anak tak pantas dihentikan oleh meriam (udara).

 

Maka kutulis surat ini dengan kapur dan asa,

Untuk yang mungkin sudah lupa arah kemanusiaan.

Tak ada lagi yang harus memilih diam,

Di hadapan duka menuntut perhatian.

 

Surat ini mungkin takkan pernah sampai,

Tapi semoga ia menemukan jalam dalam hati terbuka.

Sebab Gaza bukan hanya luka,

Ia adalah cermin tentang apa arti manusia.

Tagar:

Bagikan postingan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *