Kisah Sang Raja dan Kakek Tua
Karya: Rijal Yahya Al-Faris
Pada suatu hari ada seorang Raja Persia yang bernama Raja Azzam yang sedang berkeliling desa untuk melihat kondisi kota tersebut. Yang mana sang Raja ditemani oleh beberapa pengawalnya. Dan ketika itu, di tengah perjalanan mereka, sang Raja melihat seorang kakek yang berada di ladang. Yang mana kondisi kakek tersebut sudah kesusahan untuk melakukan aktivitas sesusatu, dan punggungnya seolah-olah tak mampu menopang tubuhnya, yang menunujukkan bahwa usia kakek tersebut telah sangat tua.
Dan setelah itu sang Raja merasa heran dengan kakek tua tersebut, yang mana sang kakek itu sedang melakukan aktivitas, yaitu menanam pohon kurma. Sang Raja mengetahui bahwa menanam pohon kurma itu membutuhkan waktu yang cukup lama. Dan mengingat umur kakek tersebut yang sudah tua, maka sang kakek tersebut tidak akan menikmati hasil buahnya dikarenakan kondisi umur kakek tersebut sudah tidak lama. Dan pastinya kakek tersebut tidak akan menikmati hasil kurmanya atau buahnya.
Kemudian Sang Raja Azzam itu langsung menghampiri kakek tersebut dikarenakan sang Raja merasa heran dengan apa yang dilakukan oleh kakek tersebut. Ketika sang Raja sampai kepada kakek tersebut. Sang Raja langsung mengucapkan salam kepada sang kakek “Wahai Kakek yang saya hormati, bolehkah saya bertanya kepadamu wahai sang kakek?”. Sang kakek menjawab “wahai Raja yang mulia, saya persilahkan wahai sang Raja, apa yang hendak ingin engkau tanyakan kepadaku wahai Raja yang mulia?” Sang Raja berkata “Saya ingin bertanya, wahai kakek yang saya hormati, kebetulan saya tadi sedang berkeliling kota ingin melihat kondisi sekitar. Kemudian saya melihat engkau sang kakek yang sedang menanam pohon kurma. Yang mana membuat saya penasaran dan merasa heran, dengan apa yang kakek kerjakan tadi. Kemudian, mengapa engkau ingin menanam pohon kurma tersebut? Melihat dari kondisi kakek pada saat ini, tidak akan memungkinkan bahwa kakek akan menikmati hasil buahnya. Karena, pada dasarnya pohon kurma itu butuh waktu yang cukup lama untuk dapat dipanen.” Tanya sang Raja. Kemudian sang kakek tadi menjawab pertanyaaan sang Raja. “Wahai Raja Azzam yang mulia, izinkan saya menjawab pertanyaan yang mulia. Memang pada dasarnya apa yang sedang saya tanam pada saat ini, belum tentu saya akan bisa nikmati hasil dari apa yang saya tanam pada saat ini, dan kemungkinan besar saya tidak akan menikmati hasil buahnya sedikitpun dikemudian hari nanti. Tetapi, bukankah orang-orang sebelum kita juga merasakan dan melakukan hal yang serupa? Apa yang kita rasakan, dan kita nikmati pada saat ini itu adalah bekas dari kerja keras dan upaya yang mereka lakukan pada saat itu. Kemudian, pada saat ini, saya menanam pohon kurma bukan untuk mengambil manfaat kepada pribadi saya sendiri. Tetapi, agar dapat bermanfaat dan dinikmati oleh orang-orang setelah kita. Apa yang saya lakukan pada saat ini ialah apa yang pernah dilakukan oleh orang-orang sebelum kita. Yang mana mereka bekerja keras untuk hal ini. Sehingga anak cucu kita dapat merasa puas dan juga dapat meneruskan dan mengembangkan dari usaha tersebut. Oleh karena itu, sudah sepantasnya bagi kita untuk menanam tanaman ini agar mereka, anak-anak kita, cucu-cucu kita bisa dapat merasakan dari usaha yang saya tanam pada saat ini. Dan kita sebagai orang tua, kita harus meninggalkan hal-hal yang baik dan bermanfaat buat orang setelah kita. Agar mereka dapat mengenang jasa kita.” Jawab sang kakek tua tersebut.
Kemudian sang Raja berkata kembali sambil memuji sang kakek “sungguh mulianya perbuatan dirimu wahai sang kakek, akan jarang saya menjumpai orang sepertimu wahai kakek yang mulia, dengan rencana dan usahamu, engkau dapat memberi manfaat yang sangat banyak dan dapat dirasakan oleh orang-orang setelah kita. Semoga hidupmu akan selalu diberkahi dan dihormati oleh semua orang wahai sang kakek yang saya hormati. Saya juga ingin berterima kasih kepada engkau wahai sang kakek yang saya hormati, yang mana engkau telah memberikan kepada saya sebuah pelajaran yang bisa saya bawa dan manfaatkan untuk warga dan kota ini, dan bisa dirasakan secara bersama-sama”. Dengan rasa hormat Raja Azzam, sang Raja memberikan hadiah berupa sekantung emas sebagai tanda terima kasih dan rasa puas sang Raja Azzam yang telah mendengarkan nasehat dari sang kakek tersebut.
Sejak dari itu, sang Raja Azzam semakin semangat dalam mempin kota Persia. Dan beliau sangat bekerja keras dan memiliki rasa tekad yang tinggi untuk memajukan kotanya pada masa kepemimpinannya. Sang Raja menginginkan dimasa kepemimpinannya, bahwa agar semua warga dikotanya dapat merasakan dan menikmati kesejahteraan dan kebahagiaan. Sang Raja selalu berbuat hal yang baik untuk warganya, dan tidak mementingkan tentang apa yang ia kerjakan pada saat itu dan apa yang ia akan dapatkan dan nikmati, yang mana hanya ia sendiri dapat merasakannya. Tetapi sang Raja menginginkan ia dikenang baik oleh semua orang. Berkat dari perjuangan dan kerja kerasnya. Yang paling penting, Sang Raja ingin meninggkalkan kenangan yang baik bukan kenagan yang buruk buat rakyatnya. Karena setiap apa yang dilakukan oleh sang Raja akan selalu dikenang dan diingat oleh rakyatnya.
Kesimpulannya :Dari cerita sang kakek tadi, kita dapat mengambil kesimpulan. Bahwa apa yang kita kerjakan pada saat ini, pada dasarnya belum tentu bisa kita nikmati dan rasakan hasilnya. Memang pada hakikatnya usaha tidak akan mengkhianati hasil. Dan hasil tidak akan didapatkan oleh orang-orang yang tidak ingin berusaha. Tetapi kesuksesan dan hasil akan didapatkan dan diperoleh oleh orang yang tepat.
Jangan takut untuk mencoba dan berbuat sesuatu hal yang baik selagi itu benar. Dan jangan takut untuk membangun sesuatu ide dan inovasi yang mana akan dirasakan dan dinikmati hasilnya secara bersama-sama. Karena setiap perbuatan dan tindakan itu pasti ada balasannya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kita mengenal pahlawan kita yang berjuang untuk Indonesia, mereka bertaruh nyawa dan keringat mereka hanya untuk memenangkan tanah air kita dan mengembalikan negara kita yaitu Indonesia. Tetapi, apakah kita tidak berpikir, jika mereka berjuang hanya untuk pribadi mereka saja, kemungkinan besar kita tidak akan merasakan negara Indonesia yang saat ini kita masih dapat merasakannya bersama-sama. Tetapi, mereka berpikir usaha dan kerja keras mereka bisa dapat dirasakan oleh keturunan dan demi seluruh warga Indonesia agar dapat hidup sejahtera dan merdeka.
Ingat, apa yang menjadi peran dan usaha kita pada saat ini akan dirasakan oleh semua orang. Dan berbuatlah suatu kebaikan yang mana orang lain juga dapat merasakannya. Hilangkan sifat personal pribadi yang mana hanya untuk pribadi diri sendiri. Tinggalkan kenangan yang baik kepada orang-orang disekitar kita, dan jauhkan kenangan buruk kita dari orang-orang disekitar kita. Mari kita sama-sama membangun NKRI, negara kesatuan republik Indonesia dengan lebih baik. Dan berbuatllah sesuatu yang baik agar bisa dirasakan oleh orang lain juga. Dan apa yang kita dapatkan dan nikmati dari perjuangan pahlawan dan orang-orang sebelum kita pada saat ini, mari kita bersama-sama bersyukur, menjaga dan melanjutkan dengan meningkatkan negara kita menjadi lebih baik melalui ide dan inovasi kita. Sesuatu usaha yang berkelanjutan di dunia ini khususnya dinegara kita sangat dibutuhkan, karena yang meneruskan perjuangan hidup ini ialah orang setelah kita. Maka dari itu, kita harus mendidik mereka dengan hal yang postif. Dengan demikian, negara kita akan membuahkan generasi emas yang mana datang demi kemaslahatan bersama.
#MenujuIndonesiaEmas
2 Responses
Masya Allah.. seorang kakek tua masih memikirkan anak cucu ke depan… Salut buat si kakek
Bagus, trus semangar dan belajar…