Kisahku Mengajar di Lereng Semeru – Cerpen Irma Nur Diana

puisi guru

Kisahku Mengajar di Lereng Semeru
Karya: Irma Nur Diana

Perkenalkan namaku Diana seorang guru honor sekolah negeri di daerah perbatasan. Tahun ini adalah tahun dimana aku mengajar disekolah ini genap 10 tahun lamanya. Sepertinya aku nyaman bekerja di tempat ini. Aku mengajar di sekolah kejuruhan sebut saja SMKN 1 BAHAGIA. Tempatnya di ujung timur kabupaten Malang perbatasan dengan kabupaten Lumajang.

Pagi ini seperti biasanya aku berangkat menuju sekolah pukul 06.30 dengan tergesa-gesa aku mengendarai sepedahku. Sepadah tua pemberian Ibuku waktu aku kuliah. Ya sepedah Beat ini yang mengantarku kemanapun aku pergi. Yang sudah mulai sakit-sakitan karena sudah turun mesin. Perjalanan kesekolah dari rumahku kurang lebih 45 menit. Dan aku selalu berangkat mendekati waktu terlambat. Tak lupa aku menghampiri temanku yang juga mengajar disana. Aku memboncengnya karena dia tak bisa mengendarai sepedah motor.

Sebenarnya aku juga capek perjalanan jauh menuju tempat kerjaku mengendarai sepedah motor. Belum juga banyaknya mobil-mobil truck pengangkut batu dan pasir yang lalu lalang disetiap perjalananku. Asap kendaraan yang hitam mengepul mengenai jaketku dan bajuku. Sehingga sampai disekolah aku selalu merasa tak wangi. Terkadang aku ingin sekali naik kendaraan umum tetapi akses kesana sangatlah sulit apalagi setelah erupsi gunung Semeru.

Ada bis setiap harinya, tetapi bis-bis tersebut tidak setiap jam ada untuk beroperasi. Terkadang kita harus menunggu lama agar bisa pulang. Oleh karena itu aku malas sekali naik bis ke sekolah. Waktu yang terbuang menunggu bis sebenarnya bisa aku gunakan untuk melakukan pekerjaan lain dirumah. Maklum aku adalah Ibu Rumah tangga dengan dua anak laki-laki. Bisa kita bayangkan bagaimana sibuknya aku di pagi hari.

Ku lajukan sepedahku dengan kencang. Temankupun hanya diam dibelakangku sesekali dia mengajakku mengobrol. Melewati jalan yang berkelok-kelok dan juga penuh dengan debu aspal. Beberapa tahun ini memang sering diadakan perbaikan jalan. Terkadang lalu lintas pun menjadi macet karena akses jalan yang buka tutup satu arah.

Hari ini matahari bersinar terang, kulihat pemandangan indah gunung Semeru didepan mata dengan awan putih di atasnya. Ya 10 tahun sudah ku lewati jalan ini dan pemandangan ini.

Tibalah aku disekolah yang menurutku asri ini. Bel berbunyi “kring,kring,kring”

Aku memarkirkan sepedahku di bawah pohon. Aku mulai berjalan menghampiri teman-temanku dan menyapa mereka satu persatu. Biasanya aku selalu memakai sandal dari rumah, karena aku meninggalkan sepatuku disekolah. Disini ditempatku mengajar curah hujan sangatlah tinggi.

Beberapa kali sepatuku kehujanan sehingga aku memutuskan untuk menyimpannya disekolah. Kemudian akan aku pakai kalau mau masuk ruang kelas untuk kegiatan pembelajaran.

Tahun ini seperti tahun-tahun sebelumnya. Aku mendapati sebagai wali kelas XII TBSM. Ini adalah kelas lanjutan yang sebelumnya aku telah menjadi wali kelas mereka di kelas XI. Jurusan TBSM adalah jurusan dimana para siswa belajar teknik dan bisnis sepedah motor. Dan jurusan ini didominasi oleh siswa laki-laki, meskipun ada beberapa siswa perempuan dikelas tersebut.

Ku taruh segera tas dan jaketku diruang perpustakaan. Ruang guru memang sementara dialihkan diruang perpustakaan karena ruang guru sedang direnovasi. Segera aku masuk kelas dan mengabsen beberapa muridku. Tak lupa menyiapkan untuk berdoa diawal pembelajaran dan membersihkan kelas.

Aku mulai menanyakan satu persatu muridku yang datang

“Budi Agung kemana?” tanyaku

“Belum datang bu” sahut muridku yang lain

“Julian” tanyaku lagi

“masih dikantin bu” jawab Bayu

Selang beberapa menit

“Assalamualaikum…” sapa Budi dengan suara lirih dan mencium tanganku

“maaf bu terlambat” berdiri didepan meja guru

“Budi kenapa terlambat” tanyaku

“maaf bu tadi bangun kesiangan” jawab Budi

“lain kali Budi harus bangun pagi biar tidak terlambat, Budi kan bisa pasang alarm diHp kalau dirumah tidak ada yang membangunkan.”

“iya bu” langsung pergi ketempat duduk dan melepas jaket hitamnya

Budi adalah salah satu murid bermasalah dikelasku. Karena kedua orang tuanya merantau di Bali dan dia seorang diri tinggal sini. Sehingga sering dia terlambat karena memang tidak ada yang membangunkan dia dipagi hari. Orang tuanya pun kerap menghubungiku menanyakan perihal pembayaran administrasi sekolah. Tak jarangpun setiap semester rapot Budi selalu di ambil sendiri.

Hari ini tidak ada pembelajaran karena hari ini adalah classmeeting dimana anak-anak melakukan kegiatan non-akademik setelah selesai ujian semester 1. Akhir tahun ini akan diadakan lomba Volly

tingkat provinsi di SMKN 1 Bahagia. Anak-anak sangat berantusias menonton pertandingan bola volly ini.

“Bu hari ini yang lomba dari sekolah mana” Tanya Ruben

“Kamu gak lihat jadwal ya Ruben” timpal Afi

“Wah pasti ceweknya cantik-cantik ya bu” celetuk Hanes

“Bu nanti pulangnya jam berapa” Putra juga ikut bertanya

Aku hanya tersemyum melihat mereka meradu pertanyaan

“anak-anak nanti pulangnya setelah dhuhur jam 1 siang dan anak-anak wajib absen. Untuk jadwal pertandingan sepertinya sekarang Smkn 2 Proling dan Smk Nasional anak-anak”. Jawabku sambil berjalan menyusuri tempat duduk kaum laki-laki ini

Anak-anak terkadang membuatku tertawa dengan segudang kelucuan mereka dikelas. Dengan berbagai karakter yang dimiliki masing-masing. Ada yang suka tidur dikelas, ada suka ngomong, bahkan bermain kejar-kejaran dalam kelas. Ada juga yang tidak betah dikelas maunya diluar kelas. Ya bertemu dengan mereka membuat penatku menjadi hilang.

Ada juga beberapa siswa yang bermasalah. Yang sering membolos sekolah atau pulang lebih awal dari jam pembelajaran. Terkadang mereka jenuh dengan banyaknya pelajaran yang harus diikuti. Tetapi sebagai walikelas kita harus memberikan arahan yang baik kepada mereka

“anak-anak untuk tugas yang kurang pada mapel apa saja anak-anak bisa melakukan remidi dengan guru masing-masing” aku mengingatkan anak-anak meskipun akan ada pertandingan bola volly

Tiba-tiba Julian datang

“Assalamualaikum… Bu Diana” sapa Julian

“Waalaikumsalam, dari mana saja Julian” jawabku

“dari kantin bu” menjawab pertanyaanku

“Julian tidak tahu kalau sudah bel masuk kelas?” tanyaku lagi

“hehehe” sambil tersenyum

“kamu katanya dikantin” aku bertanya lagi

“iya bu, saya makan, lapar, hehehe” berjalan dengan mengaruk-garuk kepala dengan malu dan langsung duduk

“lain kali kalau mendengar suara bel, masuk kelas terlebih dahulu Julian” nasehatku kepada Julian

“Iya bu..” jawab Julian

“ayo anak-anak bisa keluar kelas menonton pertandingan yang akan mulai jam 8 pagi ini” sambil berjalan kearah pintu keluar

“iya bu..” jawab mereka serentak

“iya bu Diana cantik” Goda Ruben kepadaku.

Dia memang siswa yang suka kerap mengoda guru gurunya.

Diluar kelas kulihat sangatlah ramai dengan spanduk-spanduk bertuliskan semangat mengikuti pertandingan lomba volly. Banyak juga spanduk dari beberapa sponsor yang mendukung kegiatan ini. Disetiap koridor kelas kudapati banyak murid-murid yang duduk bersama, bergerombol menyemangati club favoritnya.

Bapak ibu guru tak kalah ramainya berada diujung kelas. Kami duduk dikursi yang telah disedikan panitia untuk mengikuti jalannya acara. Pagi ini dibuka dengan tarian oleh siswa dari sanggar tari yang ada disekolah. Anak-anak memakai baju putih dengan celana jeans yang membuat mereka terlihat cantik dan anggun dengan balutan pita dirambutnya. Setelah tari pembukaan selesai dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dari para tamu undangan.

Pertandingan pun berjalan dengan sangat seru. Suara sorak dari berbagai penjuru membuat jalannya pertandingan semakin memanas. Oiya untuk pertandingan bola volley tahun ini adalah pengadaan turnamen yang ke-3 kalinya. Jadi SMKN 1 Bahagia 3 kali berturut-turut mengadakan lomba setiap tahunnya di akhir bulan Desember. Sekolah kami memang sangat menyukai kegiatan olahraga. Selain kegiatan bola volly, bapak-ibu guru sering mengikuti lomba futsal dan badminton juga.

“Bu Ruri, ayo naik kelapangan atas lihat pertandingan bola volly perempuan” kataku mengajak ngobrol teman disampingku

“Sepertinya panas bu dilapangan atas” jawabnya

Memang ada 2 lapangan untuk turnamen bola volly ini. Dibagi dua untuk laki-laki dan perempuan

Akhirnya kuputuskan tidak naik kelapangan atas karena cuaca sedikit panas. Pertandingan pun selesai pukul 13.00 pm. Setelah mengabsen murid dikelasku aku pun bergegas pulang. Memburu waktu karena cuaca beubah menjadi mendung.

Kulajukan sepedahku, hujan pun ikut turun mengiringi kepulanganku. Ya disana sering sekali hujan meski didaerah tempat tinggalku jarang hujan. Aku selalu tak lupa membawa mantel. Mantel berwarna pink yang aku beli 2 tahun lalu ketika aku hamil. Yang sekarang sudah mulai robek termakan usia. Aku pun berhenti sejenak untuk memakai mantel. Hujan pun semakin deras tetapi aku tetap melaju karena inginku segera sampai dirumah bertemu anak-anak. Tanganku pun yang mulai keriput terkena air hujan sambil mengelap helmku yang terkena air hujan. Membuat pandanganku kabur melihat arah jalan. Hujan seperti ini sering menemani perjalananku mengajar.

Keesok harinya aku mendapat jadwal piket untuk memasak dalam kegiatan turnamen Bola volly ini. Aku mulai membantu memasak, mengoreng tempe dan tahu, bu Alma mengoreng telur, bu Agus menanak nasi dan bu Pipit memasak sayur asem. Ya kita semua mendapat giliran untuk memasak selama 2 minggu kegiatan berlangsung.

Tak Terasa sudah waktunya pembagian rapot semester untuk anak-anak. Banyak terdapat pergeseran nilai pada rapot mereka.

“Hadi minta tolong bawakan rapot kekelas” pintaku pada salah satu murid

“iya bu” sambil membawa rapot

“saya bantu bu Diana” kata Ruben

“iya nak terima kasih” jawabku

“bu, saya peringkat berapa?” ruben penasaran “apa dirapot ada peringkatnya?”

“peringkat berapa ya, sepertinya peringkat 25 godaku” tersenyum

“masa iya bu nanti saya dimarahi mama” Jawab Ruben

“nanti saya share digroup kelas ya, makanya Ruben harus rajin belajar” aku berjalan menuju ruang kelas

Hari ini aku bertemu dengan wali murid. Ku sampaikan pesanku sebelum anak-anak liburan. Untuk tetap memantau anak-anak dirumah sehingga ketika anak-anak masuk tahun ajaran baru. Mereka sudah siap mengikuti pembelajaran dengan baik dan disiplin. Banyak hal yang juga aku sampaikan selama pembelajaran 1 semester ini tentang perilaku anak anak disekolah dan juga kegiatan-kegiatan sekolah yang harus diikuti.

Setelah selesai pembagian rapot. Alhamdulillah semua rapotku berpulang kepemiliknya. Aku senang sekali ketika liburan tidak akan ada lagi wali murid yang meneleponku karena belum mengambil rapot anaknya.

Akhirnya memasuki waktu liburan. Selamat menikmati liburan Natal dan Tahun Baru

Tagar:

Bagikan postingan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *