Lekat
Karya: Yuliani, S.Pd.
Kali pertama,
telingamu merana.
Tombak-tombak menelisik paksa telinga.
Lalu, kau diam, kau kenyam.
Kali kedua,
pipimu membara.
Tamparan-tamparan meninggalkan luka.
Lalu, kau geming, kau pening.
Kali ketiga,
Jiwamu bahaya.
Sebelum itu nyata, kau bergema.
Meninggalkan sebalik pintu,
Menanggalkan sebait ibu.
Lantas,
Kau cecar semua nalar.
Kau caci semua dengki.
Gegas kakimu mencari.
Gagap bibirmu memaki.
Kau lari, kau sembunyi.
Dalam gontai,
Kau temukan handai tolan, kau jadikan rekanan.
Kau disuguhi setengguk, dan kau mengangguk.
Jiwamu berbisik, nyalimu terusik.
Hitam kelam perjalanan, tak menguak penyesalan.
Kau iri, namun kau memuji.
Kau dengki, namun kau ingini.
Renggang sentuhan
Ronggang pelukan
Rumpang pujian
Hingga, suatu ketika,
Ringkukan buatmu senggukan
Kau menghamba belaian
Kau mengiba permohonan
Andai, dulu kau datangiku.
Andai, saat itu kau mencariku.
Andai, akulah yang kau tuju.
Tak payah kau kehilangan rumahmu.
Tak usah kau kehilangan dirimu.
Tak janji menang,
Tapi setidaknya, kau bisa tenang.
Tak beranjak tak berjarak,
Aku siap.
Kan ku tuangkan lebih banyak penghargaan
Kau ku hidangkan lebih banyak masa depan
Kau hanya terlambat, bukan telak.
Kemari, mendekat.
2023
satu Respon
Mantap, luar biasa