Logika mempelajari hubungan antar pernyataan-pernyataan yang berupa kalimat atau rumus sehingga kita dapat menentukan apakah pernyataan tersebut benar atau tidak. Benar di sini bukan berdasarkan arti kalimat pernyataan tersebut, melainkan mengarah pada bentuk pernyataan tersebut. Sehingga logika tidak membantu kita untuk menentukan apakah suatu pernyataan-pernyataan itu benar, tetapi hanya jika pernyataan-pernyataan tersebut benar, maka kesimpulan yang kita ambil benar.
Dalam ilmu logika, proses membuat kesimpulan disebut dengan inferensi. Inferensi ini merupakan proses penarikan konklusi dari satu atau lebih proposisi. Proposi artinya keputusan. Inferensi dilakukan berdasarkan ungkapan dan konteks penggunaan dari sebuah pernyataan. Dalam membuat inferensi, perlu dipertimbangkan implikatur.
Apa itu implikatur? Implikatur ialah makna tidak langsung atau makna tersirat yang ditimbulkan oleh apa yang terkatakan. Dalam logika, proses penarikan konklusi ini dapat dilakukan melalui dua cara yakni deduktif dan induktif. Sehingga, dikenal istilah inferensi deduktif dan inferensi induktif. Lebih sederhana lagi, kedua cara ini biasa disebut dengan ’penalaran’ yang dalam hal ini berarti proses mental dalam mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau premis.
Berdasarkan sifatnya, logika ini terbagi menjadi dua yakni logika formal dan logika material. Aristoteles mengemukakan logika formal bertujuan menyediakan kerangka kerja untuk mendapatkan argumen yang sahih atau valid sehingga kemudian muncul istilah silogisme. Silogisme ini berfungsi untuk menguji argumentasi, informasi (proposisi) dan menganalisis kesimpulannya berdasarkan bukti-bukti dan keruntutan premis-premisnya.
Kesimpulan yang bisa anda hasilkan berdasarkan uraian diatas adalah dalam prosesnya, ketika kita berpikir maka sebenarnya kita sedang melakukan kegiatan yang disebut dengan bernalar. Dalam melakukan penalaran, sama halnya seperti aktivitas lain, kita perlu menggunakan instrumen-instrumen penunjang dalam bernalar. Instrumen itulah yang dinamakan dengan logika. Logika ini menjadi alat dan fondasi utama manusia dalam bernalar. Metode-metode dalam logika yang kemudian memberikan dukungan kepada otak kita agar dapat menghasilkan sebuah nalar yang benar. Dalam bernalar tidak ada yang namanya nalar baik, yang ada hanya nalar benar.
Lalu, bagaimana jika ternyata kita mengalami kegagalan dalam bernalar? Istilah gagal nalar dalam logika disebut dengan fallacy.
Bersambung…