Maudy Ayunda: Mau Hilangkan Soal Pilihan Ganda di Sekolah

Dalam beberapa waktu terakhir, Maudy Ayunda telah menjadi topik hangat dalam diskusi di media sosial karena ia menyatakan keinginannya untuk menghilangkan pertanyaan pilihan ganda jika dia diberi mandat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Pernyataannya ini menjadi sangat populer setelah diunggah dalam video di akun TikTok @felicia.tjiasaka.

“Bisa dibilang, aku pasti akan mengubah assessment (evaluasi pendidikan). Kalau assessment-nya itu open ended question, bukan multiple choice (pilihan ganda), pasti murid belajarnya beda, guru juga ngajarnya beda, akhirnya yang di-grading itu critical thinking dan analyzing dibandingkan sama memorization (menghafal). Tapi di luar itu, misi terbesarku adalah pengen membangun cinta belajar di Indonesia,” kata lulusan Oxford University dan Stanford University itu.

Pernyataannya tersebut bukan tanpa alasan, jika ditelaah lebih dalam soal berbentuk pilihan ganda memang memiliki beberapa kekurangan bagi peserta didik, seperti:

1. Kurang Mendorong Pemahaman Mendalam
Soal pilihan ganda cenderung mengukur pemahaman yang lebih dangkal daripada pemahaman konseptual yang mendalam. Siswa bisa saja menjawab dengan benar tanpa benar-benar memahami materi dengan baik.

2. Kemungkinan Menebak
Siswa dapat menebak jawaban yang benar, terutama jika jumlah pilihan yang disediakan terbatas. Ini tidak selalu mencerminkan pemahaman sejati mereka.

3. Kurangnya Kreativitas
Soal pilihan ganda tidak mendorong kreativitas atau pemikiran kritis. Mereka tidak mengajak siswa untuk berpikir secara mandiri atau menganalisis masalah.

4. Keterbatasan Dalam Menguji Kemampuan Berbicara dan Menulis
Soal pilihan ganda umumnya hanya menguji pemahaman tertulis atau lisan. Mereka tidak memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan keterampilan berbicara dan menulis dengan baik.

5. Kurangnya Umpan Balik Detail
Soal pilihan ganda biasanya memberikan sedikit umpan balik atau eksplanasi yang mendalam. Ini membuat sulit bagi siswa untuk memahami di mana mereka salah dan bagaimana mereka bisa memperbaiki pemahaman mereka.

6. Kurang Mengukur Aspek Sikap dan Etika
Soal pilihan ganda biasanya tidak mengukur aspek-aspek seperti sikap, etika, atau nilai-nilai. Ini penting dalam pengembangan pribadi siswa.

7. Sifat Standar dan Prediktabel
Soal pilihan ganda seringkali memiliki pola yang standar dan dapat diprediksi, yang memungkinkan siswa untuk belajar dengan menghafal jawaban tanpa memahami konsep.

8. Tidak Mendukung Berpikir Kritis
Soal pilihan ganda cenderung mengukur pengetahuan faktual daripada kemampuan siswa dalam berpikir kritis, analisis, dan sintesis informasi.

9. Tidak Mengukur Kemampuan Problem Solving
Soal pilihan ganda tidak selalu dapat mengukur kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang kompleks atau menerapkan pengetahuan dalam situasi nyata.

Tagar:

Bagikan postingan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *