Merindu dalam Diam

Dalam malam yang tak bernyanyi,
kuhirup sunyi dari rindu purba.
Kau cahaya yang hanya menyinari
tanpa pernah mendekap dada.

 

Bulan mengambang di cawan langit,
angin bersajak lirih ke rumput.
Namamu kupanggil di antara sempit
antara harap dan tak bersambut.

 

Kurelai cinta dalam sesaji
kata-kata yang berurai pilu.
Namun tanganmu tak pernah sudi
menghampiri getar jiwaku yang kelu.

Kau bukan untuk kupeluk nyata,
hanya untuk kupuja diam-diam.

Seperti bintang dalam cakrawala,
indah tapi jauh dan kelam.

O, kasih yang tak sempat tiba,
kekallah dalam syair yang patah.
Aku tetap mencinta

meski semesta mengubur hasrat dalam gelisah.

Tagar:

Bagikan postingan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *