NARASI SEORANG GURU DI PELOSOK DUSUN
Karya: A. Warits Rovi
Di senyap pelosok, kaki yang tanpa sepatu, telah karib dengan jalan setapak
Berliku dan berbatu, kadang menjalur likat lumpur
Sepanjang lereng hutan ke ngarai
—sejak lepas subuh, kutempuh waktu dengan nawaitu
Demi sebuah temu sebelum jarum jam menyentuh angka tujuh
Pukul 06.40, hati sudah di pintu kelas,
Tapi kaki masih menapak jembatan keras
Di atas alir air sungai yang deras,
Langkah tertatih pada tiga bilah rusuk bambu
Yang melengkung reot dari tepi ke tepi—hanya dengan seutas tali
Seperti hanya menawarkan dua pilihan; antara lanjut dan maut
Tapi karena demi anak didik, aku tak pernah bergidik
Saat tiba menapak halaman sekolah, dengan baju basah dan kaki terluka
Anak-anak menyambut dengan jabat tangan dan senyum ria
Sakit dan pahit hilang melejit
Dan setiap kali anak-anak menulis huruf dan angka
Saat itulah kopi hidup bertemu gulanya
Di cangkir hidup yang murup—kuseduh sungguh nikmatnya.
Gapura, 2024