Raungan GL Pro butut melaju, membelah angin seputih salju. Dengan tas punggung usang, resleting yang sedikit susah ditarik, lengkap dengan terlepasnya jahitan dibeberapa bagian, tidak lupa mengenakan jaket belel, beliau bersemangat melajukan motornya ke sekolah. Semua rekan kerja dan murid-murid memanggilnya Pak. Jo. Nama akrab cuilan dari nama asli yang lumayan panjang. Pak Jo, guru yang sangat sederhana, pendiam, tetapi murah senyum. Dengan pakaian yang itu itu saja tetapi penampilannya tetap rapi dan bersih.
Jarak rumah ke sekolah yang lumayan jauh, tidak menyurutkan tujuannya. Biarpun setiap hari tak sempat merasakan cerianya sarapan beserta keluarga kecilnya, tetapi Pak. Jo tidak merasakan semua itu menjadi beban. Ransum sarapan yang sesekali menyembul dari resleting tas karena tidak bisa ditutup rapat dan botol minuman hangat yang sengaja dibawa untuk mengganti keinginan “ngopi” saat mengantuk di jalan, menjadi penghuni tetap tas punggungnya.
“Permisi pak…”, “Selamat pagi mama…”, kalimat-kalimat sapaan mulai terdengar saat motor Pak. Jo memasuki perkampungan menuju sekolah. Dan yang membuat Pak. Jo selalu bersemangat, saat pintu gerbang sekolah mulai terlihat. “Selamat pagi pak…” serentak kerumunan murid menyapa Pak. Jo dengan gembira. “ Selamat pagi, anak-anak….” jawab pak. Jo sambil melempar senyum khasnya.
Setelah motor diparkir dengan baik, serbuan murid-murid menghentikan langkah pak.Jo. Mereka menyalami Pak. Jo dengan takzim. Elusan tangan kiri di kepala maupun bahu murid dari pak. Jo sambil membalas salam murid-muridnya. Inilah yang membuat pak. Jo dirindukan kedatangannya oleh mereka. Disaat kebanyakan guru membalas salam mereka sambil lalu, tetapi lain yang dilakukan pak. Jo.
Pak. Jo, dengan bermodal laptop pinjaman dari sekolah, berusaha semampunya untuk selalu menyajikan materi pembelajaran semenarik mungkin. Tugas administrasi juga selalu selesai tepat waktu. Diluar jam mengajar, pak. Jo menghabiskan waktu untuk memantau kebersihan dan kerindangan sekolah. Dedikasi terhadap tugas utama sebagai guru dan tugas tambahan sebagai koordinator Program Sekolah Rintisan Adiwiyata, selalu ditunjukkan dengan penuh tanggungjawab.
Bagi murid-muridnya, Pak. Jo adalah guru idola. Sebandel apapun murid menurut guru lain, didepan pak. Jo tidak lagi muncul predikat itu. Pak. Jo mampu menaklukkan tingkah laku murid-muridnya yang cenderung nakal karena butuh perhatian. Dalam menyelesaikan beberapa kasus kenakalan murid di sekolah, Pak. Jo selalu dilibatkan oleh wali kelas maupun guru BK. Hasilnya, murid-murid yang bermasalah bisa berubah dan menjadi lebih dekat dengan Pak. Jo.
“Haiii…. kenapa kamu, Kakak?” Pak. Jo bertanya pada salah satu murid laki-lakinya yang sedang memegangi perutnya. “ Saya..saya..perut saya sakit pak” jawabnya. Seketika Pak. Jo mengeluarkan angin yang biasa disimpan di kantong celananya. Tidak menunggu lagi, Pak. Jo langsung membaringkan murid itu di meja dekat kantin sekolah dan mulai membalurkan minyak angin tersebut.Setelah beberapa menit, Arman duduk dan mengucapkan:”Terima kasih banyak Pak. Jo, perut saya sudah lumayan sembuh”, “ jangan lupa besok ada pelajaran Bapak di kelas kami, ya?” Sambungnya. Sekelumit kejadian itu, membuktikan Pak. Jo sangat berkesan bagi murid-muridnya.
Pak. Jo adalah guru yang kreatif, mempunyai keunikan pada setiap memulai pelajaran. Dalam pembelajaran di kelas, kedekatan Pak. Jo terhadap murid-muridnya memudahkan dalam menentukan model dan metode pembelajaran supaya bisa membuat mereka senang. Proses pembelajaran yang Pak. Jo sajikan selalu membuat suasana menjadi serius tapi santai. Mengawali pembelajaran dengan melakukan quis juga sering dilakukan Pak. Jo karena ini kesukaan anak-anak. Sepanjang proses pembelajaran, murid-murid terlihat sangat antusias dan aktif dalam setiap aktivitas di kelas
Dimata teman sejawatnya, Pak. Jo merupakan guru yang baik. Guru yang selalu melaksanakan tugas apapun yang diberikan dengan penuh tanggungjawab. Sebagai guru yang masih muda, Pak. Jo selalu update informasi. Pak. Jo juga tergolong mahir teknologi, sehingga banyak teman guru yang minta bantuan jika menemukan kesulitan tentang TI (Teknologi Informatika). Dalam kesederhanaan, Pak. Jo satu-satunya guru yang suka berbagi hasil panen buah dan sayur untuk teman-temannya.
Menurut Kepala Sekolah, Pak. Jo merupakan guru yang bertanggungjawab. Apapun tugas yang didelegasikan pasti berakhir sukses. Pak. Jo sebagai salah satu guru honorer yang mendapat insentif dari BOS dan komite. , Pak. Jo merupakan guru yang tidak suka menuntut. Pak. Jo memahami kondisi keuangan sekolah yang tergantung hanya pada bantuan komite dan jadwal pencairan BOS. Dalam pandangan Kepala Sekolah, Pak. Jo adalah guru yang patut menjadi teladan bagi murid-muridnya karena sopan santunnya.
Sebagai salah satu guru yang masih honor, Pak. Jo termasuk guru yang sangat sabar. Ketika teman guru rame berusaha memenuhi jam wajib sertifikasi dengan berbagai cara, Pak. Jo fokus memeriksa pekerjaan murid-muridnya. Sesekali senyum sambil mengangguk anggukkan kepalanya seolah ikut bersimpati dengan kekhawatiran guru-guru yang belum valid di aplikasi info GTK. Pak. Jo juga melempar senyum sambil mengepalkan tangan memberi dukungan pada operator dapodik yang terlihat pusing karena dikerumuni banyak guru dengan beribu bahasa.
Disaat para penerima tunjangan sibuk bertanya kapan tunjangan akan cair, mereka menggerutu dan menyalahkan sana sini karena tunjangan belum kunjung datang, Pak. Jo tetap tenang. Dalam kesederhanaannya, pak. Jo terlihat lebih mapan dibanding guru-guru bersertifikasi. Pak. Jo tak pernah mengeluh baik tentang keuangan maupun tentang pemenuhan kebutuhan hidup keluarganya. Kesabaran Pak. Jo terjawab, dengan penuh syukur,setelah dua tahun mengabdi, pak. Jo mendapat panggilan PPG. Berita ini disambut gembira oleh Kepala Sekolah dan semua rekan guru yang memberi selamat untuk Pak. Jo. Mereka juga yakin bahwa dengan kesabaran dan kebaikan Pak. Jo, secepatnya Pak. Jo akan bisa ikut dan lulus tes P3K.