Pak Jono yang Nyaris Terlupakan
Karya: Eni Rohayati, S.Pd.
Secangkir kopi pagi dan sepotong roti tiap hari
Sangat sederhana tapi pasti
Bukan sekedar mengisi hari tanpa arti
Pada keadaan yang kadang sulit untuk dimengerti
Jauh dari kesan kemewahan
Seorang jasa yang tak memiliki status pasti
Baginya bukanlah sebuah perkara
Seorang guru honor tanpa memandang gaji
Berlipat pahala namun tak pernah berhenti mengabdi
Pada sebuah negara yang memiliki generasi
Peliknya kehidupan kadang tak membuatnya jera
Terkungkung dari kebebasannya berekspresi, namun bukan berarti tak berkarya
Seorang guru dengan segala kelemahannya
Berupaya untuk membenahi diri
Dari setiap tuntutan pekerjaan
Atau sekedar memenuhi isi dapur rumahnya
Ah, mungkin tidaklah masalah
Setiap hari menghempaskan diri dengan kewajiban
Memenuhi syarat dan standar dalam mengemban tugas dan amanah
Dengan segudang perubahan kurikulum, asalkan bukan pada perubahan hukum di negeri ini
Pak Jono adalah satu dari sekian ribu guru honorer
Tak jelas akan perubahan nasib yang menimpanya
Usianya yang tak lagi muda
Mempertaruhkan akan masa depannya
Ada banyak guru dan cerita
Ada banyak Pak Jono yang tak sanggup memenuhi hidup
Ada banyak kelelahan dalam menggapai sebuah masa depan
Ada banyak mimpi yang belum sempat terwujudkan
Tapi Pak Jono selalu optimis
Membangun negeri bukanlah sekedar angan semata
Tapi bermimpilah terus akan sebuah perubahan dan harapan
Walau jasad tak lagi sempurna
Seorang guru honor
Belasan tahun mengabdi
Pada cerita hidup yang tak tahu pasti
yang didera beribu beban batinnya
Pak Jono, hanya bisa berharap pada nasib
akankah Tuhan mengubah takdirnya?
Walau hidup dengan secangkir kopi dan sepotong roti
sambil bercerita tentang pendidikan di negeri ini?
Ya, Pak Jono yang nyaris terlupakan
usianya yang hampir pensiun
hanya bisa pasrah menjalani takdir
hanya bisa tersenyum… bangga.
7 November 2023