Peluk Sepi untuk Gaza

Gaza, namamu kusebut dalam jiwa yang tenang,

Dalam gelap yang terus saja mendoakan,

Saat dunia dengan cepat menyudutkan,

Akulah yang mencintaimu dalam peluk sepi.

 

Air mata di tanahmu adalah hujan dan luka,

Namun senyum pertanda kemenangan tak padam,

Bukankah cinta sejati mampu bertahan dalam badai?

Sebab senyum itu menyimpan daya yang gaib.

 

Ia bermain di sela-sela reruntuhan,

Menanam benih harap di tanah penuh cerita,

Ia adalah jarum penunjuk pencarian,

Yang hidup dari semangat bangkit dan merdeka.

 

Gaza, kaulah pelita dalam gelap yang pekat,

Namamu kugantung di tiap kesempatan,

Untuk menumbuhkan harapan damai di ujung jalan,

Dan menghanyutkan air mata ke dalam dimensi lain.

 

 

Maka inilah seruan cinta dengan cara yang lembut,

Janji damai yang kelak tiba Bersama waktu,

Menjadi masa depan yang tak lagi semu,

Sampai saat itu, Gaza, bersandarlah pada nurani.

Tagar:

Bagikan postingan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *