Pembentukan Generasi Berkarakter di Sekolah Dasar Melalui Pembiasaan

Pendidikan adalah proses pembelajaran untuk membantu seseorang mendapat pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dibutuhkan dalam menjalani hidup. Pendidikan bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik mendapatkan peran dan tanggung jawab mereka di lingkungan masyarakat. Untuk itu sekolah sebagai jembatan peserta didik mendapat pendidikan memiliki fungsi yang penting. Sekolah juga berperan dalam membentuk karakter peserta didik, mengembangkan bakat, dan mempersiapkan mereka untuk hidup mandiri dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau bekerja.

 

Sekolah dasar adalah fondasi krusial untuk membangun masa depan bangsa. Bukan hanya kemampuan kognitif yang diasah, melainkan juga pembentukan karakter yang kokoh. Salah satu metode paling efektif untuk menanamkan nilai-nilai luhur adalah melalui pembiasaan. Di sekolah penulis, ada 5 (lima) pembiasaan yang dilakukan sehari-hari selama melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Kelima pembiasaan itu adalah :

 

1.Pembiasaan Beribadah

Pembiasaan ibadah sejak dini penting untuk membentuk karakter yang kuat dan memiliki nilai-nilai religius. Pembiasaan yang dilakukan seperti : berdoa bersama dihalaman sekolah, sholat dzuhur berjamaah, membaca surat yasin bersama (bagi umat Islam),dan ibadah (bagi umat Kristen) semua dilaksanakan di Hari Jumat. Pembiasaan ini bukan hanya tentang ritual semata, tetapi juga tentang menanamkan kesadaran akan adanya kekuatan yang lebih besar dan pentingnya nilai-nilai spiritual dalam kehidupan.

 

2.Pembiasaan Berprilaku Baik

Pembiasaan berprilaku baik adalah kunci dalam membangun interaksi sosial yang positif. Hal-hal sederhana seperti mengucapkan salam, meminta maaf, dan berterima kasih harus menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian peserta didik. Membiasakan antri, berbagi, dan menolong sesama akan menumbuhkan rasa empati dan kepedulian sosial juga selalu di gaungkan di ruang-ruang kelas dan pembiasaan setiap pagi. Kebiasaan berprilaku baik juga di terapkan dalam program LISA (Lihat Sampah Saya Ambil). Pada program ini peserta didik dibiasakan untuk  lebih peduli terhadap lingkungannya dengan cara menjaga kebersihan. Peserta didik yang melihat sampah dimanapun secara sukarela akan mengambil sampah tersebut dan memasukkan ke tempat sampah. Selain itu setiap Hari Kamis peserta didik di himbau membawa bekal makan sehat. Makan sehat terdiri dari nasi, lauk, sayur, buah, dan susu. Bagi yang tidak membawa bekal makanan sehat, mereka bisa membeli di kantin sekolah dan tidak diperkenankan jajan di luar gerbang sekolah.

 

3.Pembiasaan Belajar

Pembiasaan belajar yang efektif membentuk peserta didik menjadi individu yang mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Rutinitas belajar yang teratur, mengerjakan tugas tepat waktu, serta aktif bertanya dan berdiskusi di kelas akan melatih kedisiplinan dan kemauan untuk terus mengembangkan diri. Membuat kelompok belajar di setiap kelas juga akan membantu peserta didik belajar bertoleransi, akan perbedaan dalam mengerjakan tugas-tugas belajar yang diberikan guru. Selain itu untuk meningkatkan minat baca peserta didik, di sekolah penulis ada kegiatan Read Aloud (membaca nyaring) yang dilanjutkan Bookish Play atau kegiatan setelah membaca buku. Pembiasaan membacakan buku di perpustakaan menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta didik. Secara bergantian setiap kelas akan mendengarkan guru membacakan cerita.   Lalu setelah bercerita akan ada kegiatan yang berhubungan dengan cerita atau kegiatan apapun yang dipilih guru. Kegiataan ini untuk menarik peserta didik menyukai buku yang telah dibacakan. Seperti buku berjudul Mana Jaritku. Ini berkisah tentang seorang anak yang kehilangan jarit batiknya. Setelah selesai membaca peserta didik membuat kreasi batik diatas kertas berbentuk baju perempuan atau laki-laki. Hal ini tampak sepele, namun kegiatan ini terekam oleh peserta didik dan mereka selalu menagih Bookish Play setelah membaca. Lama-kelamaan peserta didik akan datang sendiri keperpustakaan untuk membaca.

 

 

4.Pembiasaan Berpartisipasi

Pembiasaan berpartisipasi aktif dalam kegiatan sekolah akan menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab sosial. Melalui kegiatan seperti piket membersihkan kelas, Jumat bersih, dan gotong royong mempersiapkan karpet atau tikar di halaman sekolah untuk kegiatan yasinan, mengikuti ekstrakurikuler yang ada di sekolah, mengikuti lomba antar sekolah, dan  lainnya. Semua kegiatan tersebut dapat menjadikan peserta didik menjadi mandiri, berdaya juang dan mampu bekerjasama. Pengalaman berpartisipasi ini akan melatih keterampilan sosial dan membentuk karakter yang peduli terhadap lingkungan sekitar.

 

 

5.Pembiasaan Menghargai

Pembiasaan menghargai perbedaan adalah esensi dalam membangun masyarakat yang harmonis. Menghargai perbedaan merupakan bentuk dari toleransi. Di lingkungan sekolah yang beragam, peserta didik perlu belajar untuk menghormati perbedaan suku, agama, ras, dan pendapat. Guru-guru di sekolah penulis selalu menekankan untuk tidak membuli temannya dan membantu teman yang masih tertinggal pelajaran. Kegiatan menjenguk teman yang sakit dan kegiatan sosial seperti PMI (Palang Merah Indonesia) merupakan salah satu contoh menghargai teman. Melalui interaksi yang positif dan penanaman nilai-nilai. Peserta didik akan tumbuh menjadi individu yang inklusif dan mampu menghargai keberagaman sebagai kekayaan bangsa. Sekolah memiliki peran penting dalam menciptakan ruang dialog dan pemahaman antar peserta didik yang berbeda latar belakang.

 

Strategi untuk melaksanakan pembiasaan diatas, sekolah penulis melakukan :

1.Melibatkan guru dan orang tua

Semua bisa dilaksanakan, diterapkan, dan terwujud bila ada kolaborasi yang baik antara guru dan orang tua. Diharapkan yang telah diajarkan di sekolah, saat tiba di rumah, peserta didik akan mempraktekkannya. Orang tua dapat menjadi pembimbing di rumah setelah hal-hal baik yang sekolah telah berikan.

 

2.Membuat rencana pembiasaan

Sebaiknya pembiasaan dibuat programnya terlebih dahulu agar jelas dan terstruktur. Sehingga berjalan baik dan lancar, tidak tumpang tindih dengan kegiatan lain.

 

3.Menggunakan metode yang menarik

Pembiasaan bisa dilaksanakan dengan cara menyenangkan dan tanpa tekanan. Peserta didik juga tidak merasa bosan dan malas melaksanakan pembiasaan tersebut.

 

4.Menghargai kemajuan yang dicapai peserta didik

Peserta didik yang telah melaksanakan pembiasaan dengan baik  akan tambah semangat melakukan kembali bila kita sebagai guru memberikan apresiasi yang bisa berupa pujian, hadiah, atau penghargaan lainnya.

Dengan strategi tersebut di atas maka pembiasaan akan menjadi lebih efektif untuk membentuk karakter peserta didik.

 

Pembentukan generasi berkarakter bukanlah tugas yang instan, melainkan sebuah proses berkelanjutan yang membutuhkan waktu, konsistensi, dan keteladanan. Melalui pembiasaan lima nilai baik ini di sekolah dasar, kita sedang menanam benih-benih karakter unggul yang akan tumbuh dan berkembang menjadi fondasi yang kokoh bagi kemajuan bangsa. Mari kita jadikan sekolah dasar sebagai taman yang subur untuk menumbuhkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki hati yang mulia dan karakter yang kuat.

Tagar:

Bagikan postingan

7 Responses

  1. Sangat sangat setuju bu Guru… Pembentukan karakter anak sedari usia dini adalah poin penting. KEREN.

  2. Sangat menginspirasi, terimakasih Miss Orbita, saya sebagai OTM bertambah LG pengetahuan bagaimana seharusnya mendidik anak yg baik 🙏🙏

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *