Pemilik Kromosom Istimewa

Awal dia datang, kelas penuh kabut tebal

Setiap arahan tak sampai, membentur dinding menjulang

Kata-kata sederhanaku sulit dia cerna

Emosiku membuncah, sabar nyaris punah

 

Tatapannya yang polos, tanpa gelisah

Kukira keras kepala, tak mau larut alur

Namun di matanya, ada dunia yang kabur

 

Waktu berlalu, hatiku mulai meraba

Menyelami labirin jiwanya yang berbeda

Kusadari, cintaku harus menjelma lentera

Menerangi jalannya, dengan kasih tanpa jeda

Kupelajari dunianya, yang penuh kejujuran

Senyuman tulus, jauh dari kepalsuan

Ia ajarkan aku arti kesabaran yang hakiki

Bahwa setiap jiwa unik, dengan potensi tersembunyi

 

Satu per satu lapisan istimewanya terbuka

Ada permata di balik keterbatasan

Emosiku yang dulu membara

Menjelma kasih sayang

 

Dia sang pemilik kromosom istimewa

Cermin yang pantulkan cinta tanpa paksa

Dan aku, guru yang dulu sempat kehilangan arah

Kini belajar menerima, dengan hati terbuka

Mendampinginya adalah kehormatan yang kurasa

Melihatnya tumbuh, adalah sukacita tak terkira

Tagar:

Bagikan postingan

31 Responses

  1. Sebagai orang tua dengan anak down sindrome, saya sangat terharu dengan puisi ini. Saya menyadari butuh perjuangan ekstra dalam mendidik anak-anak istimewa ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *