Pilu Kelu Guru di Tenda Biru – Puisi Hepy Sri Rahayu Pujiastuti, M.Pd.

puisi guru

Pilu Kelu Guru di Tenda Biru
Karya: Hepy Sri Rahayu Pujiastuti, M.Pd.


Tahun baru terasa biru, tak lagi berseru, semua membisu
Ekspresi siswa kelas empat bernuansa pedih dan pilu
Bantuan juga logistik diburu tanpa rasa malu
Tak ada sungkan atau tersipu bertemu guru

Lagi, kami bertemu membawa handuk dan sabun di pagi buta
Sapaan khas pun terdengar “Silahkan ibu saja dulu”
Padahal mereka sudah berdiri, bersandar dan terlunta
Bersaing dengan warga sampai kelu

Perlu 1001 kekuatan tuk terima guncangan, dan 1002 tenaga tuk bangun harapan
Sekolah, rumah, lapang, lahan, dan raga bak ayunan
Oktober, tepat sepuluh badar dilalui tuk bertahan
Kebingungan, tantangan, bahkan rintihan hadir di tengah penantian

Berlindung dan bertugas di tempat serupa, alas dan atap berbahan sama
Berwajah lelah, berkarya dan berupaya di antara keterbatasan biaya
Bersumber internet, bermodal pengetahuan seadanya, berbekal keterampilan alakadarnya
Wahai pimpinan, kami sama seperti siswa yang juga tak berdaya

Tetiba terdengar suara rintihan kepanasan, kehausan, dan keputusaan siswa
Tetiba tuntutan administrasi, desakan tugas bahkan pengisian data, bak ombak menggilas asa
Tupoksi pendidik menyerang dengan ganas, di saat yang sama membangun kembali tenda
Ruang kerja dan ruang keluarga sama-sama usang, lusuh, dan kadaluarsa

PMM dan layanan pendidikan lainnya bahkan tak kuasa kami sentuh
Rapot pendidikan atau aplikasi sejenis tak dapat kami gayuh
Mengikuti program Guru Penggerak tak sengaja terbunuh
Menjadi guru aktif kreatif inovatif tak bisa utuh hingga akhirnya terjatuh

Tolong, berilah waktu dan ruang, agar kami urus satu persatu
Tenda menjadi rumah, tenda menjadi sekolah, pikiran pun tak buntu
Asa perlu diraih, raga perlu didekap, maka terbukalah semua pintu
Tanggungjawab, fungsi, peran guru bahkan kreasi kembali bermutu


2023

Tagar:

Bagikan postingan

7 Responses

  1. Tugas guru itu sudah berat + tetap bertugas ditengah musibah.
    Sungguh dedikasi yg tinggi
    Insyaallah lahan amal untuk para guru
    Aamiin

  2. Puisi ini berisi ekspresi indah dan perjuangan siswa kelas empat dalam menghadapi berbagai tantangan.
    Puisi yang berhasil menyampaikan nuansa emosi yang kuat, terutama rasa pedih dan pilu yang mungkin dirasakan oleh siswa. Ekspresi kelelahan dan perjuangan tampak jelas melalui penggambaran kehidupan sehari-hari siswa. Realitas Tantangan Pendidikan saat bencana gempa bumi keterbatasan sumber daya, kebutuhan logistik, dan tekanan administrasi. Hal ini menciptakan gambaran yang kuat tentang realitas pendidikan yang tidak selalu mudah. Potret perkembangan karakter siswa yang tahan banting dan berdaya juang. Meskipun menghadapi berbagai kesulitan, siswa tetap berusaha untuk memenuhi tugas dan tuntutan dengan segenap kemampuan yang mereka miliki. Salut.

  3. Sungguh luar biasa pengabdian seorang guru ditengah-tengah bencana yang meluluh lantahkan tempat belajar mengajar tetap mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *