Sang Guru Segala Zaman

Kala fajar menyingkap kabut
Dinding bilik bambu dan bangku kayu bersahaja
Saksi bisu sang Penebar Cahaya
Menyemai ilmu di ladang jiwa

Pada papan tulis yang lusuh
Ia torehkan aksara cinta
Mengukir hikmah dengan kapur rapuh
Disertai hembusan kata penggugah kalbu
Menyirami dahaga ruh-yang merindu gemilang masa depan

Sedang sang murid, khusyuk terpaku dalam cakrawala asa
Diam dalam makna yang membening
Mata menatap dalam kejernihan semesta,
Tangan menari di atas kertas,
Telinga mereguk suara,
Dan hati menengadah, memanjat do’a
Agar lentera ilmu tak hanya singgah,
Tapi bersemayam dalam nurani yang merekah

Kini, sang waktu mengganti wajahnya
Gawai menyeruak laksana badai tanpa arah
Menyusupkan gemuruh yang menggoda jiwa
Mengelabui etika, mencairkan kejujuran jadi fatamorgana

Namun, sang guru tak tunduk pada gelap
Ia tetap memanggul pelita nilai
Meski malam zaman terasa pekat
Dengan kasih seluas samudra
Dengan sabar sedalam palung cakrawala
Ia berdiri bak pilar langit
Berusaha tak rapuh, berusaha tak roboh

Wahai zaman,
Sekuat apapun engkau menggiring pada semesta asing
Sang guru tetap bentangkan jembatan langit
Menanam puspa akhlak di tanah yang mulai gersang
Mencetak generasi dalam tempa harapan yang takkan redup
Meski dirgantara dunia terus berubah rupa

Tagar:

Bagikan postingan

36 Responses

  1. Good poem.
    “Menanam puspa akhlak di tanah yang mulai gersang” mengingatkanku pada kitab klasik Mukhtashar sya’bul iman (77 cabang pohon keimanan)
    karya imam albaihaqi. Tugas mulia guru sfala zaman: membantu tumbuhkan pohon iman di hati muridnya hingga berbuah amal& ahlak mulia.

  2. Tulisan sang guru segala zaman benar2 kahidupan nyata dan menjadi pengingat buat saya pribadi, seorang guru yang harus terus belajar dan belajar dalam membimbing peserta didik dari zaman ke zaman

  3. Sang Guru segala zaman…

    Menginspirasi utk selalu semangat mengajar, mendidik generasi masa depan dg segala kondisi yg ada…

    Bagus sekali pemilihan kata-kata nya…🤩

  4. Masyaa Allah, puisi yang sangat sarat dengan makna. Keren… memberi semangat guru untuk terus tegar dalam jalan di zamannya yang kerap kali berubah

  5. MasyaAllah,kereen mb Suci.. pemilihan kata-katanya begitu dalam dan puitis sekali.mantab👍

  6. menggambarkan tugas guru yg berat, namun mulia, utk generasi penerus agar tak kehilangan arah. Semoga Allah berikan kekuatan kdp para guru utk mengemban amanah tsb

  7. Terima kasih tulisan Ustazah Suci yg menggugah. Tujuan mengajar bukan sekedar memberi penjelasan. Namun mengetuk pintu hati dan fikiran.

  8. MashaAllah..
    Begitu sarat akan makna.., selalu menginspirasi. Salam sukses Bu Suci,, teruslah berkarya serta mengispirasi kami semua.💖
    Barakallahufiik

  9. MashaAllah..
    Begitu sarat akan makna.., selalu menginspirasi. Salam sukses Bu Suci,, teruslah berkarya serta mengispirasi kami semua.💖
    Selalu bangga dengan profesi guru,, smg Allah swt. selalu merahmati serta memberkahi dalqm setiap langkah. aamiin ya Rabb 🤲🏼
    Barakallahufiik

  10. Masya Allah, tulisan ustadzah suci selalu dalam menyentuh kalbu. Tdk hanya itu tp sll menginspirasi saya. Sukses ya Buu ♡♡♡

  11. MasyaAllah….deep.
    Pikiran saya dibawa melanglang buana. Mengingat masa lalu, kemudian dihadapkan dengan realita kini. Sangat bermakna…menggugah, memotivasi dan menginspirasi. Bravo bu Suc…selalu hadir dg karya2 tak terduganya👍

  12. Masyaallah Ustadzah Puisi yang puitis namun penuh makna… tersimpan kekuatan dan semangat
    Kata adalah jendela dunia…kata juga sebagai doa.. semoga pesan nya tersampaikan dan ALLAH SWT meridhoi salah satu perjuangan ustadzah melalui tulisan
    💞💞💞

  13. MashaAllah bagus banget ustadzah, inshaAllah selain itu ditambah dengan dukungan doa siswa-siswi ustadzah juga pasti menang.

  14. Sangat mengena pada tujuan
    Pilihan diksi yang istimewa
    Sarat makna dan pesan
    Harmonisasi kata yang tertata
    Top markotop…

  15. Kereen Teteh Encus… ❣️
    Puisinya menusuk sembilu.. akan hausnya kepastian Pemangku Negeriku
    Baik Guru maupun Murid.. adalah 2 hal yg masih luput dari skala prioritas Pemimpin Negeri yg terbelenggu kesetiaan kepentingan kelompoknya
    Sehingga hasil yg diharapkan masih berada di angan2 dan doa bagi seluruh asa manusia Indonesia.

    Yuk . menang yuk… 🔥

  16. Jadi ingat masa2 kecil, salah satu tempat mengaji itu ya dari bilik bambu..
    Bahkan tempat tinggal yg menemani hari2 saat belajar dipesantren ya bilik bambu itu..
    Tapi bayangan sang guru selalu ada sampai sekarang jadi seorang guru, yg harus bisa menjadi guru di zaman apapun..

    Keren puisina 👍🏻

  17. Puisi dengan pilihan diisi yang indah dan menggambarkan dengan tepat kedalaman rasa yang ingin disampaikan oleh penulisnya. Kereen bu Suci…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *