Perlahan sinar asa tercurah
Dari bilik jembatan yang goyah
Terdengar gemuruh bisik
Suara anak yang berisik
Kehidupan malam seakan tersingkap
Oleh ribuan kaki yang sigap menyergap
Tas ransel yang sobek menahan beban
Seakan menjerit tanpa harapan
Dilorong ruang yang sunyi
Terdapat kenangan yang tersembunyi
Terisak suara tangis dan tawa
Tersisa dibilik kolong-kolong meja
Ada beribu harapan yang tertaut
Namun sering redup dan tak bergelut
Bukan salah sang guru yang membisu
Namun tumbal oknum berdarah biru
Catatan dan coretan menjadi cerita
Hasil jerih payah mencerdaskan anak bangsa
Namun, tak ada daya dan terkadang sia-sia
Menyapa dalang kenyataan didepan mata
Suasana lorong kelas yang sendu
Menandakan adanya jarak yang jauh
Antara kemewahan oligarki dan kesengsaraan guru
Semua melayang terbang, mana ada yang mau cemburu
2 Responses
👏
Sangat mengisnpirasi….