Dalam kehidupan sehari-hari, orang begitu sering membicarakan kebudayaan, dalam hal ini kebudayaan tidak akan terlepas dalam kehidupan Masyarakat. Kata “Budaya” atau “Kebudayaan” berasal dari Bahasa sansekerta yaitu Buddahayah yang berarti budi dan akal. Kebudayaan diartikan sebagai “ hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal”. Adapun istilah culture yang merupakan istilah Bahasa latin colere yang artinya mengolah atau mengerjakan dengan kaitannya segala daya atau kegiatan manusia dalam mengolah alam.
Menurut E.B Tylor (Soerjono Soekanto:1982) mendifinikasi kebudayaan sebagai sesuatu hal kompleks yang mencakup pengetahuan,kepercayaan, kesenian, moral,hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota Masyarakat. Dengan kata lain kebudayaan mencakup segala yang didapatkan atau yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota Masyarakat.
Budaya adalah salah satu hal yang penting yang tidak boleh ditinggalkan oleh seseorang untuk terus menjaga budaya yang ada. Kebudayaan dan peradaban tersebut juga tetap mengalami perkembangan mengikuti zaman. Budaya tentu terpengaruh dengan adanya globalisasi.
Menurut asal katanya, kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Secara khusus globalisasi diartikan dimana kehidupan dunia tidak terbatas ruang dan waktu yang memungkinkan masuknya nilai budaya bangsa asing dengan mudah bahkan mungkin akan menyisihkan nilai budaya yang ada dalam bangasa kita. Globalisasi telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan budaya di banyak negara. Salah satu dampaknya adalah terjadinya penetrasi budaya asing ke dalam masyarakat lokal. Hal ini terjadi melalui media massa, musik, film, dan industri fashion yang seringkali didominasi oleh budaya Barat.
Proses globalisasi juga telah mendorong adopsi budaya global yang seragam di berbagai negara. Contohnya adalah makanan cepat saji seperti burger dan pizza yang telah menjadi populer di seluruh dunia. Selain itu, tren mode internasional, seperti pakaian dan gaya rambut, juga banyak diadopsi oleh masyarakat di berbagai negara. Di sisi lain, globalisasi juga telah memengaruhi budaya lokal dengan memperkenalkan unsur-unsur budaya baru. Misalnya, restoran-restoran internasional yang masuk ke suatu negara seringkali menyesuaikan menu mereka dengan citarasa lokal, menghasilkan kreasi makanan yang merupakan perpaduan antara budaya lokal dan internasional. Hal ini juga berlaku untuk industri film dan musik, di mana unsur-unsur lokal seringkali diadaptasi menjadi sesuatu yang lebih global.
Fenomena merebaknya budaya global merupakan tantangan baru yang dihadapi saat ini terutama dalam menangkal pengaruh negative yang diakibatkan oleh derasnya arus globalisasi saat ini yang mungkin generasi akan mudah mengadopsi hal demikian walau akan berdampak sisi negative yang kadang bertentangan dengan nilai budaya yang ada di negara kita, salah satu contoh misalnya dengan merebaknya budaya korea dari drama, K-pop yang banyak diganrungi oleh kaum muda sekarang yang memungkinkan remaja lebih cendrung pada budaya Korea di banding budaya kita. Maka hal demikian tentu menjadi perhatian besar agar niali budaya kita tetap Lestari diperlukan kesiapan diri dengan membekali generasi muda dengan pengetahuan budaya, norma budaya dan ideologi yang kuat.
Seperti yang diketahui, di tengah derasnya arus informasi global, penting bagi para pelajar untuk tetap memahami dan menghargai kearifan lokal. Ini bukan hanya tentang menjaga tradisi, tetapi juga tentang memahami nilai-nilai yang dianut oleh leluhur kita. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk mengetahui dari mana mereka berasal dan apa yang membuat mereka unik sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Salah satu perhatian pemerintah dengan munculnya kurikulum Merdeka melalui proyek penguatan profil pelajar Pancasila atau P5.
Tentu banyak yang berntanya Lantas mengapa P5 Kearifan Lokal penting untuk pelajar? Tema kearifan lokal dalam proyek penguatan profil pelajar pancasila memiliki banyak manfaat. Pertama-tama, membantu pelajar untuk mengenal dan menghargai akar budaya dan kearifan lokal di daerah mereka. Di tengah pengaruh global yang semakin kuat, banyak pelajar kehilangan koneksi dengan budaya dan nilai-nilai lokal mereka.
Selain itu, tema ini membantu pelajar membangun kesadaran bahwa dunia adalah rumah bersama, dan mereka memiliki tanggung jawab untuk merawatnya. Ini adalah langkah awal dalam mempersiapkan mereka menjadi warga dunia yang bertanggung jawab. Pelajar yang terlibat dalam proyek ini akan menjadi lebih bangga terhadap keunikan dan ciri khas kebudayaan, tradisi, dan kearifan lokal yang merupakan bagian dari kekayaan budaya dunia. Mereka akan memiliki identitas yang kuat sebagai bangsa Indonesia, tetapi juga akan terbuka pada keragaman budaya global.
Dengan adanya P5 ini memberikan arah baru dalam dunia Pendidikan terutama dalam melstarikan nilai kearifan lokal masyarakat, yang akan membawa generasi kita untuk tetap menjaga dan melastarikan budaya yang nantinya akan diwariskan ke generasi yang akan datang.