SURAT CINTA UNTUK GAZA

Senyum dalam Debu

sebuah surat yang tak sempat dikirim

 

Yang kuingat hanyalah sosok seorang pria

Yang melangkah dengan senyum getir bahagia

Yang ia genggam ialah sebungkus harapan kecil

Yang susah ia jemput dengan kaki yang mengigil

 

Ia bawa pulang hangat lusuh dalam sebuah bungkusan

Serta lauk peluk yang belum sempat dilayangkan

Langkahnya letih, tapi matanya tak padam

Seolah lelah tak bernyali pada rindu yang dalam

 

Namun langit seolah enggan memberi waktu

Jerit sayap besi menggema, membawa pilu

Dentuman jatuh di tengah langkah ragu

Tersisa senyum, membeku dalam debu

 

Yang tertinggal kini hanya serpih debu dan doa

Namun, suara itu masih menggema dalam dada

Kian malam kudengar hembus napas dalam sunyi ini

Seolah berbisik: “Maaf, Ayah belum sempat kembali.”

 

 

 

Ditulis oleh: Jejak Legendaris

Tagar:

Bagikan postingan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *