Didorong oleh kemajuan teknologi dan kebutuhan akan solusi digital selama pandemi COVID-19 terjadilah revolusi industri 4.0 dan transformasi digital pada dekade 2020-an. Perkembangan yang begitu cepat melahirkan kecerdasan buatan (AI). Di Indonesia juga mengalami percepatan transformasi digital. Mulai dari layanan bisnis hingga bisnis dan pendidikan. Perkembangan teknologi digital telah membuat perubahan besar pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Bahkan berpotensi untuk mengubah masa depan ekonomi secara global dan sosial yang lebih baik.
Perkembangan teknologi digital selain memiliki dampak positif, juga berdampak negatif bagi generasi era now. Beberapa dampak positifnya adalah efisien waktu serta mengefektifkan berbagai layanan. Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan, menjadi tantangan besar bagi prospek masa depan teknologi digital khususnya di Indonesia. Tantangan tersebut di antaranya (1) Kesenjangan digital yaitu akses internet yang belum merata di daerah terpencil. (2) Keamanan siber, seperti peretasan data, serangan malware yang memerlukan perhatian khusus. (3) Literasi digital masih perlu ditingkatkan agar dapat dicegah penyebaran informasi palsu (hoaks) dan kejahatan siber (cyberbullying). Untuk itu perlu adanya pendidikan karakter digital.
Pendidikan karakter merupakan hal yang paling penting dalam dunia pendidikan. Pendidikan merupakan pilar utama yang membawa derajat manusia menjadi lebih baik ataukah buruk. Sedangkan karakter adalah soft skill yang menunjang kesuksesan seseorang. Kemampuan digital cukup baik tapi jika tidak diimbangi karakter baik, adalah percuma atau sia-sia.
Perkembangan pendidikan karakter harus mengikuti perkembangan era now, yaitu era digital. Pertumbuhan digital yang demikian pesat perlu ditunjang dengan pendidikan karakter yang sesuai, selaras, dan seimbang. Hal ini dimaksudkan agar pengguna digital memiliki sikap etis dan bertanggung jawab. simpatik, dan empatik saat berada dalam ruang digital. Mampu melakukan filter pada informasi keluar maupun masuk. Terlebih lagi adanya fenomena hoaks, budaya cancel, oversaharing, juga cyberbullying.
Adanya pilar pendidikan karakter digital adalah membantu generasi milenial memiliki karakter baik, memiliki intergritas, serta mampu menghadapi berbagai situasi agar dapat memanfaatkan media digital dengan baik agar terbentuk kebiasaan baik ketika bermedia digital. Mengingat kejahatan digital mengintai kapan saja,siapa saja, dan di mana saja.
Peranan penting pendidikan karakter digital ada pada (1) Pendidikan informal. Rumah/keluarga merupakan fondasi pertama dan utama anak dalam menerima pendidikan karakter digital, khususnya media gadget. Karena gadgetlah anak mulai mengenal internet. Orang tua harus mampu membangun komunikasi terbuka tentang bagaimana memanfaatkan sarana digital dengan baik, efektif, dan efisien. Termasuk dalam pemanfaatan internet untuk hal-hal yang bermanfaat dengan penggunaan manajemen waktu yang tepat. (2) Pendidikan formal. Sekolah tempat siswa belajar tentang pendidikan karakter bersama Guru. Maka guru harus memiliki kemampuan dapat mengajak siswa menganalisis kasus nyata yang sering terjadi melalui media digital, misalnya cyberbullying. Diharapkan guru juga mampu memotivasi siswa membuat konten positif, misalnya vlog edukatif lingkungan sampah jadi berkah. (3) Pendidikan nonformal. Masyarakat (pemerintah) juga mempunyai tanggung jawab besar pada pendidikan karakter digital dengan menyediakan ruang aman digital yang bebas dari kekerasan, diskriminasi, dan eksploitasi. Bahkan masyarakat dapat memberikan literasi digital kolektif bagi warganya, misalnya pelatihan digital.
Trilogi Pendidikan yang dicetuskan oleh Bapak Pendidikan Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara. Sebagai pilar pendidikan karakter digital ada tiga hal yang bisa diterapkan pada era now. Trilogi pendidikan tersebut antara lain (1) Ing Ngarsa Sung Tuladha artinya di depan memberikan contoh. Memberikan contoh karakter digital yang baik melalui pemanfaatan media digital secara wajar, baik dan benar secara konsisten. (2) Ing Madya Mangun Karsa artinya di tengah mengajak berkarya. Artinya mengajak mereka berkarya positif seperti yang selalu dibudayakan melalui ing ngarsa sung tuladha. Bisa dengan menyediakan ruang praktik yang bisa memberi nilai tambah. Misalnya membuat ruang kreasi digital lokal. Bisa juga dengan podcast bertema etika digital. (3) Tut Wuri Handayani atau di belakang memberikan motivasi. Memberikan nilai tambah dalam karakter digital dibutuhkan motivasi salah satunya berupa penghargaan atas pencapaian mereka dalam karakter digital yang baik dan benar. Seiring berjalannya waktu mereka akan dapat melakukan filter diri dalam upaya meningkatkan karakter digital agar tidak terjebak dalam informasi hoaks, oversharing, cyberbullying.
Trilogi pendidikan sebagai pilar pendidikan karakter digital dapat menumbuhkembangkan kreativitas generasi milenial. Tak lagi mereka sebagai penikmat konten melainkan juga bisa sebagai kontributor konten yang berkualitas dan bisa menghasilkan cuan. Karakter digital baik, kreativitas pemberdayaan digital baik, memiliki nilai jual yang baik, dan menghasilkan cuan sebagai penghasilan tambahan generasi milenial. Ini menunjukkan bahwa semangat ing ngarsa sung tuladha, ing ngarsa mangun karsa, dan tut wuri handayani dapat dilakukan secara praktis dan fleksibel di segala arah dan bidang.
Dapat disimpulkan bahwa membentuk karakter digital merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat (pemerintah). Trilogi pendidikan sebagai pilarnya harus bersinergi dengan banyak pihak, bukan satu pihak saja. Adanya keserempakan dan kebersatuan dalam melaksanakan trilogi pendidikan sebagai pilar karakter digital zaman now dapat menghindarkan generasi milenial dari ketersesatan digital (dunia maya). Zaman terus berubah, era now juga terus berkembang. Begitu juga pendidikan karakter digital harus bijak. Kalau dulu kita harus belajar sopan santun saat berbicara, kini kita harus belajar sopan santun di kolom komentar. Setuju?
Profil
Tri Wulaning Purnami, M.M., M.Pd.
Guru SMK Negeri 1 Surabaya. Penulis buku fiksi berbagai genre antara lain puisi, cerpen, novel, cerita anak, geguritan, crita cekak. Karyanya telah dimuat di berbagai media baik cetak maupun online. Penulis rekor Muri Dunia sebanyak lima kali untuk karya antologi yang diadakan Perruas (tahun 2028, 2021, 2022, 2023, 2024). Banyak mendapatkan penghargaan baik provinsi, nasional, maupun internasional. Karyanya banyak dimuat di media cetak maupun online. Aktif di berbagai komunitas menulis. Email: wulanpurnami312@gmail.com Fb./Ig. Tri Wulaning Purnami Hp. 08155159811