Tuan Serakah dan Rasa yang Abadi – Puisi Tita Rosmiati

Saat senja tiba, tuan itu datang bertamu
Aku menyambutnya dengan istimewa
Menjamunya dengan rasa yang tak sempat disampaikan matahari pada malam yang menjadikannya tiada
Kukira ia akan pulang menjelang fajar
Ternyata ia menetap sampai matahari terbit lalu terbenam kemudian

Saat tanggal pertama di awal bulan tiba, tuan itu datang bertamu
Aku menyambutnya dengan istimewa
Menjamunya dengan rasa yang tak sempat disampaikan bulan pada matahari yang mustahil baginya
Aku, menepis segala ketidakmungkinan itu
Kukira dipenghujung bulan ia akan hilang, ternyata ia menetap sampai menjadi tahun

Kukira saat tamu lain tiba, ia akan pergi dan mengalah
Ternyata,ia menunggu di dapur, ruangan paling jarang dikunjungi tamu
Kukira saat aku menjamu cinta pada tamu baru, ia akan pergi dan mengalah
Ternyata tidak, ia menyeduh sendiri sayang yang kusimpan rapi dalam lemari terkunci
Darimana kau mendapatkan kunci itu tuan?

Ternyata aku memberinya kunci secara cuma-cuma
Tanpa sengaja mempersilahkan dia bersikap semena-mena
Ternyata dia meraup semua rasa dalam lemari itu
Sayang,kasih, cinta dan kecewa
Mengapa terlalu serakah tuan?

Di suatu masa, saat tamu baru pamit pulang
Aku kembali menghampiri tuan berkacamata itu
Menelaah entah apa yang ia miliki
Menelaah entah apa yang ia perbuat
Karena ternyata, rasa padanya tidak pernah hilang semenjak ia datang.

Tagar:

Bagikan postingan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *