Tuhan Masih Di Gaza
Gaza, pengorbananmu membangunkan jiwa,
Saat dunia tertidur dalam pura-pura lupa,
Kau tebus kehormatan dengan luka,
Meski nyawa dipertaruhkan setiap masa.
Bukan Tujuh Oktober yang mengguncang dunia,
Tapi sejarah panjang yang terus menyiksa,
Tujuh puluh tujuh tahun kau menderita,
Di balik keheningan bisu, suaramu tetap menggema.
Gaza, kau menggiring jiwaku menemu hakikatnya,
Aku akan bersamamu hingga darah mengering dan ragaku luruh tak berdaya,
Menanggung luka bersamamu hingga batas akhir asa,
Demi Al-Aqsa kita yang menunggu setia.
Ini bukan soal siapa punya kuasa,
Melainkan nurani yang tetap bersuara,
Teguh berpijak di sisimu karena cinta,
Bukan sekedar fana, namun atas nama jiwa yang merdeka.
Gaza, engkau puisi yang tak henti dibaca,
Meski halamanmu penuh luka dan air mata
Kau ajarkan arti iman dan cinta paling nyata,
Bahwa Tuhan masih ada di sana — di Gaza.