Untuk Istri Seorang Guru
Karya: Kurniawan, S.Sos.
Istriku…
Kemarau ini serasa panjang
Tapi semoga hatimu tetap sejuk
Karena aku ingin bercerita kepadamu
Tentang suka duka ini…
Tentang indahnya kesulitan
Dan mahalnya kebahagiaan
Bagi seorang guru seperti aku.
Dulu, beribu-ribu hari yang lalu.
Kau pilih pinanganku
Mengacuhkan pilihan yang kasat mata lebih baik
Padahal kau tahu, penghidupan seorang guru
Mungkin tak kan cukup menjangkau banyak keinginan
Maka, terima kasihku untuk itu, manisku!
Dan maafkan aku!
Karena gajiku tak cukup membayar sejumlah cara
untuk mempertahankan badanmu tetap langsing
Setelah melahirkan anak-anak kita.
Tapi sungguh, aku selalu sayang kamu
Tak mudah memang
Mengayuh biduk di antara tugas-tugas dan tuntutan
Administrasi pendidikan, kurikulum, silabus, dan bahan ajar
Sementara bagimu dan anak-anak,
Waktu yang ada adalah sisa-sisa kepenatan
Dengan upah keringat yang terasa pas-pasan
Di kelas, setiap harinya.
Terkadang ingin rasanya menempeleng anak yang kurang ajar
Tapi mati-matian ku pendam, ku telan,
lalu ku hempas dengan helaan nafas panjang
Bukan karena takut diviralkan
Tapi karena kesadaran bahwa itu salah besar
Karena anak-anak itu ladang perjuangan
Mengolah batin, berlatih sabar
Karena anak-anak itu adalah persemaian harapan
Bagi orang tua, seperti halnya kita.
Karena anak-anak itu harus jauh lebih baik dari kita
Agar bangsa ini mampu menjulang ke puncak peradaban
Dan karena aku pun pernah sama berseragam seperti mereka
Bahkan boleh jadi lebih bebal dari tingkah nakal mereka.
Maka, di depan meraka
Setiap harinya, Istriku!
Aku harus selalu nampak bahagia
Menyajikan rasa nyaman, melepas keangkuhan
Menggerutu sedikit tidaklah mengapa
Toh jauh lebih banyak murid-murid yang lucu, riangkan hati
Dengan tingkah gemas, genit, bak kuda poni
Maka sepertinya cukup kamu dan anak-anak di rumah
Yang mengerti bahwa guru punya kebahagiaan lain
yang tak dapat terhitung dengan angka-angka
Meski ku tahu ada sebersit dalam hatimu inginkan lebih
Meski ku pahami anak-anak kita butuh bergaya
Santai sajalah… semua ada waktunya.
Dan percayalah!
Jangankan duka dan kesukaran
Bahkan kebahagiaan pun ada akhirnya
Ciumku hanya untukmu…
Sayangku!
Bandung, Oktober 2023
5 Responses
Menyentuh dan sesuai realitas
Salam ruang Bestari.
Menyusuri larik-larik puisi “Untuk Istri Seorang Guru” tebersit kegetiran, kekhawatiran, kesadaran total mentalitas berkualitas, dipadukan dengan kekuatan metafora dan sedikir paradoksal atas realitas, imajinasi, dan kekuatan kontemplasi. Sang aku lirik melembutkan kegetirannya dengan ungkapan paradoksal “indahnya kesulitan”, “mahalnya kebahagiaan”. Kepiawaian sang aku lirik juga nampak pada kekuatan metaforis yang getir, gigis, tapi cukup strategis tidak menghapus keyakinan diri dan sang istri. “Dulu” dimetaforkan dengan beribu-ribu hari yang lalu. Ini bentuk monkretisme yang kreatif.
Kekhkawatiran (khouf) dan harapan (roja) adalah sifat kodrati manusia. Tinggal bagaimana kita menyikapinya dengan penuh kesadaran. Itu amant yang tersirat dari gaya ungkap sang aku lirik. Betapa kesadaran perlubterua diasah di setiap kerlingan tantangan zaman. Perhatian atas sang kekasih (keluarga, istri, anak) perlu mendapatkan tambahan bukan hanya sebataa waktu sisa-sisa kepenatan meski upah keringat terasa pas-pasan.
Dalam nuansa pengasuhan fan pendidikan, kesadaran mutlak karena kita (guru) dihadapkan pada aras mendidik – ego (menempeleng) – kesadaran hakikatnya manusia. Kesadaran itu yang menjadi puncak memahami setiap laku, bakat, dan minat siswa sebagai ladang perjuangan, persemaian harapan, dan julang puncaknya peradaban. Di sisi lain guru harus selalu menyemaikan rasa bahagia, nyaman bagi siswa, melepas keangkuhan, riang hati saat menghadapi anak anak yang gaulis, gemes, genit layaknya kuda poni.
Satu hal yang menarik dicermati dalam puisi Kurniawan tersevut adalah pada konklusi reflektifnya bahwa duka, kesukaran, dan bahkan kebahagiaan selaly ada akhirnya. Oleh karena itu, cintailah pekerjaan 360 derajat, syukuri. dan gali sisi sisi keilahiahan setiap manusia. Sebab ada diri manusia yang dominan adalah siai persamaannya daripada perbedaannya. Salam bestari salam sastra.
Sumedang, 22 November 2023
Kide
Kerennn, Pak Guru
Perih jendral ….
Tentang seorang guru dan istrinya serta kondisi ekonomi yang belum sejahtera. Kebanyakan guru seperti ini.
Seorang guru mengajarkan tentang inflasi di mana dia sendiri pun terkena dampaknya.
Seorang guru menerangkan tentang kenaikan harga, sesuatu yang membuat dia pun terengah-engah.
Seorang guru menerangkan tentang fashion, sementara keluarganya pun jauh untuk menjadi fashionable.
Seorang guru menjelaskan tentang perbankan di mana dia pun memiliki kredit yang menguras gajinya.
Seorang guru menerangkan tentang sanitasi lingkungan, di rumah anaknya pun sedang diare.
Antara tugas dan Cinta, antara idealisme dengan realita, guru adalah guru.