Bumi palestina kini kian memerah
Di penuhi oleh tetesan – tetesan darah
Cerita di balik dinding – dinding yang rebah
Tak membuat langkah kakimu bergoyah
Tiada lagi ketenangan dan ketenteraman
Yang ada hanyalah tangisan dan teriakan diantara kalian
Saudara dan handai taulan menjadi korban
Atas kebiadaban Penjajah yang tidak berperi kemanusiaan
Saudaraku… aku pilu melihat keadaanmu
Aku sedih mendengar jeritan tangismu
Ingin rasanya aku memelukmu dan berbagi duka denganmu
Namun..aku belum mampu untuk itu
Saudaraku.. ketabahan dan keimanan yang kau miliki
Tak jarang membuatku iri
Keberanian yang terpatri di hatimu
Membuat aku mengagumimu
Engkau tidak pernah takut dengan tajamnya peluru
Engkau tak pernah gentar dengan suara bom yang menggelegar
Meskipun kematian membayangi setiap gerak langkahmu
Namun, tak pernah ku lihat dari wajahmu
Ketakutan, kecemasan dan ketidak ridhaan atas kehendak Rabb-Mu
Hanya untaian do’a yang bisa aku panjatkan untukmu
Di setiap sujud dalam sholatku
Aku meminta kepada Allah Sang Pencipta
Agar senantiasa menjagamu, menjaga al Quds
Dari kejahatan penjajah negerimu
Terimakasih wahai saudaraku..
Engkau telah rela mengorbankan nyawamu
Demi menjaga kota suciku..
Perjuanganmu tidak pernah akan aku lupakan
Hingga ruh ini lepas dari jasadku
Ya Allah… muliakan islam dan kaum muslimin
Ya Maliik.. tolonglah kaum muslimin dan mujahidin di palestin
Ya Qawiy.. teguhkanlah iman mereka
Turunkanlah ketentraman di hati mereka
Serta satukanlah barisan mereka.. aamiin..
Jakarta, 21 Mei 2025
Sahendra Kelana