YANG TERSINGKAP

Ke hulu memetik bunga melati,

burung terbang menari kala senja.

 

Tapi bunga melati mendadak langka

berganti menjadi mawar

yang menghiasi langit Agustus saat senja

yang muram karena burung-burung resah

tak lagi ingin berdansa

 

Kawanan burung itu telah mengajarkan banyak hal

bahwa setiap luka mestinya disembuhkan

bahwa setiap kesalahan harusnya menjadi pelajaran

bisikannya menyusup dalam bayang-bayang malam

mendobrak insafku untuk meraba kegelapan

dengan tangan penuh pertanyaan

agar menemukan arti beratnya amanah dan kepemimpinan

 

Badai masa lalu mengoyak lembar hari

Angin penyesalan menampar wajahku tanpa ampun

Namun, di tiap rintik hujan yang jatuh

Kutemukan pelajaran yang meneguhkan langkah

 

Aku menyalakan lentera di lorong kesalahan

Membiarkan cahaya menuntun yang tersesat di sekitarku

Tiada kebesaran tanpa bekas luka

Tiada hikmah tanpa gelap yang kuarungi

 

Kini kuberjalan dengan hati lapang

mengamini kesalahan adalah guru yang setia

bukan musuh yang menakutkan

karena sebagai pemimpin harus sadar akan bayangan dirinya

akan memimpin bukan dari takhta

tapi dari cahaya yang lahir di balik kabut

 

Aku pun menatap diri,

belajar dari luka yang pernah ada.

 

Kutim, 21092025

 

Tagar:

Bagikan postingan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *