Diri – Puisi Karunia Deva Aleyka

puisi mencintai diri

Diri
Karya: Karunia Deva Aleyka


Dalam hidup kita pasti akan menghadapi benturan.
Membuat mendung menghiasi langit kamar.
Gerimis hadir setiap waktu.
Bahkan di keramaian, payung hitam menghalangi pandangan untuk melihat keindahan.

Musim yang tak berganti membuat banyak perubahan.
Kepercayaan hilang, tak terima akan segala kenyataan.
Cahaya-cahaya seakan berlarian, meninggalkan ruang-ruang hingga sesak dan gelap.

Marah hadir mengisi kekosongan, menjadi solusi untuk menghadapi kesakitan.
Keadaan menjadi kambing hitam.
Jiwa-jiwa menjadi sumber kebencian, bahkan diri sendiri dianggap musuh yang paling kelam.
Kembali, sebuah kata yang paling dicari caranya tuk ditemukan lagi. Melihat bunga-bunga mekar dipekarangan, nyanyian burung-burung yang hinggap di pepohonan atau kemacetan di jalanan. Berbagai
cara ditempuh walau itu harus merusak tubuh. Tak masalah baginya saat itu.

Semua menjadi kosong.
Semua terasa hampa.
Tak ada lagi yang punya arti.
Tak ada lagi tujuan yang berarti.
Apakah karena itu semua kehidupan akan berhenti?
Apakah waktu tidak berjalan lagi?

Tidak, mereka tak perduli, hingga ikhlas tumbuh di hati. Terima segala bentuk kenyataan dan hadapi.
Atasi berbagai keadaan hingga temukan kebahagiaan lagi.

Kedewasaan diri adalah memutar semua musim-musim yang datang sampai ketitik ikhlas itu sendiri.
Hidup penuh banyak warna, jangan terjebak berlama-lama hanya dalam satu warna.

Tagar:

Bagikan postingan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *