Guru Muda – Cerpen Syawalia rafiyanti

puisi guru

Guru Muda
Karya: Syawalia rafiyanti


Ini kisahku menjadi seorang guru di tahun 2023.Berawal dari cita-cita dan kesenanganku terhadap anak-anak, akhirnya aku memutuskan untuk menjadi seorang guru tingkat usia dini Pra-calistung di dekat rumahku. Aku yang berusia 19 tahun dengan niat membangun mimpi dan belajar banyak hal baru dengan sedikit pengalaman ku menjadi relawan pendidikan di tahun sebelumnya, aku memberanikan diri pada tahun ini untuk mengajar resmi di suatu yayasan.

Hallo perkenalkan semuanya nama ku adalah lia, sebelumnya aku adalah anak yang kaku dan serius. Aku memiliki sisi ceria namun tidak pernah ku tunjukkan di pekerjaan ku sebelumnya dan teman pertama mengajar ku bernama okta. Okta adalah seseorang yang unik, memiliki perasaan yang lembut dan mudah tersentuh terhadap siapapun termasuk anak-anak.

Pertama kali kami mengajar bersama, banyak sekali perbedaan yang tak jarang membuat kami saling berselisih dan akhirnya melatih diri menurunkan ego satu sama lain. Mengingat usia kami yang tak jauh berbeda, lebih tepatnya hanya berbeda 1 tahun. Iya, kalian benar. Jika aku berusia 19 tahun , maka okta berusia 18 tahun. Okta adalah adik kelas ku di sekolah semasa SMP (Sekolah Menengah Pertama), kita di pertemukan kembali di sekolah ini sebagai guru bukan lagi sebagai pelajar.

Gaya mengajar kami memiliki perbedaan karakter. Gaya mengajar okta yang santai dan humoris lebih di senangi anak-anak di banding gaya mengajar pertama ku yang kaku dan serius, meskipun aku menyukai anak-anak namun bagi mereka aku kurang menarik. Akhirnya aku memutuskan untuk belajar dan bertumbuh melakukan penyesuaian karakter ceria untuk memudahkan penerimaan ilmu yang ku sampaikan.

Pembelajaran selanjutnya. Memahami karakter anak yang berbeda-beda di kondisi emosional belum kukuh. Tidak jarang setelah mengajar, salah seorang dari kami menangis atau marah kepada diri sendiri di dalam kelas kosong sebab gagal memahami.

Kami berusaha tenang di dalam kelas menghadapi setiap perasaan anak-anak yang mudah berubah. Tidak jarang kami pun bermain peran di dalam kelas bersama mereka untuk mengetahui latar belakang tindakan mereka di sekolah. Dengan cara memasuki dunia mereka, terlibat di setiap komunikasi perihal kesukaan mereka dan berdialog untuk kesepakatan bersama. Menerapkan beberapa poin tersebut efektif menumbuhkan cinta dan keterikatan batin antara seorang guru dan murid.

Menimbulkan pengaruh yang luar biasa, ketika cinta dan keterikatan batin sudah tumbuh di antara pengajar dan murid. Salah satunya ,kita dapat mengetahui kondisi anak sebelum anak tersebut bercerita kepada kita. Menimbulkan perasaan di mengerti dan tidak jarang kami mendapakan hadiah berupa peluk dan cium serta ungkapan kasih sayang mereka sebab sikap kita tersebut. Mereka menjadi sosok anak-anak yang sangat mudah untuk di cintai dengan segala karakter dan pola asuhnya yang berbeda.

Memang tidak mudah untuk beradaptasi dan memposisikan diri ketika berbicara dengan mereka tak lagi menggunakan dunia kita melainkan dunia mereka. Namun, hal itu dapat di coba untuk memudahkan kita dalam proses belajar dan mengajar serta saling mencintai. Di usia emas mereka yang mudah di cetak kita memiliki peranan besar sebagai pembentukan pertama setelah di rumah nya.

Tugas kita tidak hanya memudahkan mereka dalam menerima ilmu yang disampaikan.Tidak sedikit pula yang motorik halus dan kasarnya belum terlatih dengan baik sehingga belum memiliki kekuatan untuk dapat memegang pensil, menulis,serta berlari ataupun sekedar memindahkan bola dari satu tempat ke tempat lainnya.

Dampak perkembangan zaman dalam hal komunikasi tingkat anak usia dini. Sebagian dari mereka belum memiliki kosa kata yang cukup di usia 5-7 tahun sebab seringnya melakukan komunikasi satu arah dengan handphone, televisi atau alat elektronik lainnya.

Banyak peran yang kita pelajari dan mainkan dalam proses pembentukan karakter dan melatih komunikasi dua arah dengan metode bermain sambil belajar. Berperan sebagai seorang guru tidak hanya mengajar,sebab guru sebenarnya tidak pernah berhenti belajar perihal apapun. Pembelajaran sesungguhnya, setiap individu saling membangun kesadaran bahwa siapapun adalah guru dan dimanapun adalah sekolah serta belajar.

Makna siapapun adalah guru dan dimanapun adalah sekolah, ini meliputi pengolahan hati dan penglihatan kita selaku manusia dalam memandang dan menerima masukan dari orang lain. Berbagai arah sudut pandang tidak membuat kita menjadi paling benar, sebab guru juga bisa salah dan mengakui kesalahan adalah sikap yang bijak. Kita melatih diri untuk tidak memaksakan suatu sudut pandang yang sama pada penglihatan, perasaan dan pemikiran yang berbeda. Sebab di lihat dengan sudut yang tak searah bukanlah kesalahan, kehidupan berpotensi menghancurkan dan kita memiliki kendali potensinya.

Tidak sedikit dari kita guru muda, terlena atas gelar dan penghormatan yang di berikan masyarakat terhadap profesi yang mulia ini. Peran utama kita selain menyampaikan suatu ilmu adalah melakukan pengelolaan hati dan ini tidak mudah.

Perlahan tapi pasti kita wajib melatih hati kita dalam setiap proses penerimaan kehidupan. Semisal di tegur sebab salah atau lalai dalam mendidik. Bagaimana cara kita merespon sesuatu lebih bernilai dari pada persoalan itu sendiri.

Sebab langkah pertama kita melakukan pengolahan hati adalah dengan mengelola respon kita terhadap sesuatu. Boleh di rumuskan menjadi, pengelolaan hati = 90% bagaimana + 10% apa. Fokus pada bagaimana bukan pada apa yang kita hadapi. Sebab menjalani profesi dengan hati bukan perihal menjalani mimpi bersama mata terbuka saja, lebih dalam maknanya dari itu. Mimpi di menangkan dengan tanggung jawab moral yang tidak boleh mengikis sisi positif diri.

Ketika hati sudah di kelola dengan baik pada guru maka terikatlah saling asah, asih dan asuh antar guru dan lingkungan sekolah. Mengenai saling asah, asih dan asuh antar sesama manusia. Menurutku pantas untuk seorang guru memiliki jiwa pembelajar tinggi untuk melatih diri dan menjadi pelatih untuk murid-muridnya dalam hal ilmu kehidupan apapun (tidak hanya seputar akademik).Sebab adab adalah sesuatu yang harus di dahulukan dari pada ilmu.

Mengenai adab dan ilmu ada filosofi mengenai seorang guru di gugu dan di tiru. Makna dari kalimat tersebut adalah perkataan dan perbuatan seorang guru harus bisa di pertanggung jawabkan sebab akan di tiru oleh muridnya. Pentingnya kita memberi contoh dalam penyampaian pembelajaran adab agar murid dapat mengetahui perbedaan yang baik dan buruk.

Tahun 2023 adalah pembelajaran terbaik dan pengalaman termahal bersama profesi guru tingkat usia dini yang tidak jarang di anggap sebelah mata oleh orang lain. Memiliki makna mendalam untuk aku pribadi, sebab semua peristiwa dalam profesi ini sangat melatih pengelolaan hati dan membuat diri ini selangkah lebih awal untuk memahami hal-hal yang belum di pahami teman sebaya ku lainnya.

Aku sangat bersyukur untuk 365 hari di tahun 2023.Terimakasih telah memberi pertumbuhan kualitas diri sebagai manusia. Jika bukan bersama profesi ini, mungkin aku tidak akan menjadi anak muda yang berbeda dan bersinar di bentuk terbaik ku. Banyak sudut pandang luas mengenai pola asuh anak ataupun penyelesaian suatu konflik dalam rumah tangga yang aku pelajari di sini, dan aku masih ingin belajar banyak hal baru lagi di hari-hari berikutnya.

Tagar:

Bagikan postingan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *