HIDUP INI KACAU TANPA LITERASI(Budaya Membudayakan Literasi)

Budaya Membudayakan Literasi

HIDUP INI KACAU TANPA LITERASI
(Budaya Membudayakan Literasi)
Oleh: Sugiati

Hidup ini adalah seperangkat cita-cita, yang terdiri dari perjalanan serta usaha untuk mewujudkannya. Dalam kehidupan, drivernya adalah manusia kemanapun arah membawanya adalah tanggung jawabnya. Driver yang pandai melanjutkan perjalanan ke arah yang benar adalah mereka yang memiliki konsep beragam. Konsep kehidupan bukan sekadar retorika tetapi seperangkat cara yang bisa diimplementasikan.

Konsep yang beragam disebabkan karena adanya manusia yang beragam. Manusia beragam terdiri dari orang-orang yang berhasil melewati segala peluh dan keluh, dan manusia lainnya adalah mereka yang tersesat. Maka dalam tulisan ini, manusia yang berhasil akan memiliki cara berbeda dengan manusia yang tersesat. Cara-cara tersebut digunakan untuk melewati seluruh tantangan kehidupan. Manusia yang tersesat berarti mereka yang tidak sadar sekitar.

Tidak ada manusia yang berhasil dalam hidup ini tanpa tuntunan, tanpa arahan dan tanpa landasan. Begitupun tidak ada manusia yang tersesat karena dia pintar. Literasi adalah cahaya manusia dalam menuntun kemana arah membawanya, karena adanya literasi manusia akan mampu membedakan yang benar dan yang salah, karena literasi maka pengetahuannya beragam, karena literasi manusia akan mengetahui bahwa Najwa Shihab adalah sosok Jurnalis terkemuka dan karena literasi manusia akan mengetahui bahwa Prabowo adalah calon presiden nomor urut dua.

Literasi bukan sekadar kemampuan membaca, merangkai diksi atau kata. Bentuk-bentuk literasi lainnya adalah mendengarkan, melihat tayangan-tayangan bahkan melihat poster-poster di sekitar kita (Orami, 2023). So, tidak ada alasan seseorang tidak senang literasi karena mereka tidak suka membaca karena beragam opsi yang bisa dilakukannya. Bahkan literasi dapat dibangun karena kita adalah seseorang yang peka.

Hidup ini kacau tanpa literasi, tersesat dan terombang-ambing oleh zaman bahkan tidak punya prinsip dan pegangan. Contoh sederhana yang banyak ditemui disekitar, tetapi seringkali manusia tidak sadar; ketidakmampuan seseorang dalam membaca dapat mempengaruhi kesulitan hidupnya. Bayangkan kita adalah salah satu orang yang mencari kerja tetapi tidak memiliki kemampuan membaca. Membaca lowongan pekerjaan di koran, di internet bahkan di beberapa sosial media. Apa tidak mempersulit hidup kita?

Tidak hanya itu, kecerdasan literasi juga bisa dibangun dari hal-hal sederhana, seperti kehidupan yang berjalan dengan semestinya. Berapa lama kita menghabiskan waktu di depan layar komputer dan handphone? Bayangkan jika waktu tersebut dikalkulasikan dengan pengetahuan yang bisa kita peroleh. Begitupun jika kita bisa mengkalkulasi waktu yang terbuang karena bermain handphone cuma-cuma, tidak mendapat apa-apa. Paling tidak membaca beberapa artikel di ruang bestari, ya.

Anak-anak kita sedari dini diajari menulis dan membaca, hal itu karena kegunaan literasi itu nyata. Bayangkan saat mereka membeli jajan di sekolah, tidak bisa membaca, tidak banyak wawasannya, bisa-bisa mereka akan kecewa, uang terbuang sia-sia sedangkan Bapak dan Ibu panas-panasan mencari uang dari menggarap sawah tetangga. Tidak bisa! Hidup ini tidak akan bisa berjalan dengan semestinya tanpa kemampuan literasi kita. Kacau.

Tagar:

Bagikan postingan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *