Menjadi Guru Peradaban
Karya: Nor Rahma Sukowati
Menjadi pemuda adalah dambaan setiap insan
Pemuda sarat akan intelektual dan energi tak terbatas
Di setiap perbincangan internasional maupun nasional
Pemuda tak pernah luput dari sorotan
Sikap dan pemikirannya kita akui memang berbeda
Namun di racikan tangan pemuda lah bumi jadi tak cepat menua
Begitu banyak harapan bangsa dititipkan pada pundak pemuda
Pundak yang mampu menopang segala beban fisik maupun batin
Tak pernah lelah memperjuangkan kebenaran tanpa diminta
Selalu diisi dengan ilmu pengetahuan
Sebagai wujud persiapkan kehidupan yang gemilang di masa mendatang
Sekarang,
Seiring menuanya bumi, pemuda sedikit lelah dan jengah
Kadang mudah lupa dengan peran mulia yang dibawa
Terbawa arus kehidupan nan mewah
merasa seolah – olah ingin dipuja tanpa bersusah payah mengeluarkan tenaga
Pemuda mulai berkecil hati dengan hasil yang tak sesuai ekspektasi
Harapan yang sudah melambung tinggi, jatuh tak berarti
Mulailah pemuda berpikir, jangankan memperjuangkan keadilan
Membangun kejayaan diri saja sudah tak ada harapan!
Di sisi lain, godaan kejayaan instan mulai bermunculan.
Katanya, pemuda dianggap berjaya lewat goyangan pinggul yang indah,
wajah yang rupawan dan uang yang melimpah.
Belum lagi godaan untuk berjaya lewat prank dengan ragam gaya.
Lupakah akan kebesaran para pemuda yang selalu membangkitkan peradaban?
Mereka adalah bagian sejarah yang tak harus dilupakan
Ada sebagian dari mereka yang pantas dijadikan teladan
Menjadi guru, adalah satu dari sekian cara wujudkan kemuliaan peradaban
Peran ini tak mudah, sebab wujudkan insan berkarakter amatlah susah
Hari ini nampaknya pemuda sudah tak lagi menghiraukan batasan
Asal mudah dan merasa bahagia, kenapa tidak?
Logika, intelektual kepribadian bahkan iman,
kadang tak menjadi dorongan utama gapai kejayaan
Apa yang terlihat hari ini,adalah apa yang tersemai di masa lalu.
Lantas, kalau sekarang pemuda berlomba – lomba pada aktivitas yang bertentangan dengan
kebaikan, apa jadinya pemuda di masa depan?
Semakin tak bermoral, kehancuran bangsa ada di depan mata
Tak ingat bahwa kehidupan dunia ini fana, layaknya kita hilangkan dahaga
Maka sebelum kehancuran pemuda terjadi
Kencangkan ikatan di barisan perjuangan melalui dunia pendidikan
Menjadi guru tanpa paksaan, wujudkan pemuda berkarakter bagi peradaban
Menyiapkan masa depan bersama para pemuda pejuang kebenaran