Pada Pukul Dua Malam
Karya: Nyayu Agustina Dewi
Ketika serpihan pasir melandai
tepat pukul dua malam
Durasi tubuh Ayah kian susut
terurai semangkuk fibrosis akut
Laki-laki itu tak bisa lagi
membedakan gelap dan terang
Ia bergerak melawan beku di sekujur badan
sebab udara pelan-pelan
meninggalkan rongga menuju pulang
Dia terus bergerak
Tak ingin terpejam
mengikuti jerit mata jendela
sebagai usaha menyibak tirai bulan
Mulutnya terbuka
Merapal nama seorang perempuan
“Hidupkan saklar”
Tapi saklar tak pernah padam
Tak ada pemutar tombol kanan kiri di dinding kamar
Lelaki tua itu terdiam
Mengatur jeda suara dan samar terdengar
parau yang menelan lunak bubur dihaluskan
kering ludah penyumbat kerongkongan
Desahnya mentalkin surat pembuka gerbang
Melepas sesak yang tersimpan
penutup cermin rayuan
Menjauhi kecamuk amarah
pada pukul dua malam
Ayah telah pergi mengenakan senyuman Tuhan
Palembang, 2 Mei 2024
satu Respon
Saya sudah mengerjakan dan mengirimkan tugas dalam membuat cerpen