Surat Cinta untuk Gaza

Gaza, kutulis surat ini untukmu.

Ku ukir namamu sambil meneteskan air mataku.

Pada setiap ledakan yang merobek langitmu,

Kutitipkan doa yang tak pernah jemu.

Angin membawa kabar dari tanahmu yang lelah,

Tangisan bayi menggema di antara bara dan resah.

Namun kulihat cahaya di matamu yang sayu,

Seolah berkata: “Kami tak akan menyerah, sungguh, tak satu pun waktu.”

Kau ajarkan dunia bahwa luka bisa menjadi lentera,

Bahwa reruntuhan pun bisa melahirkan suara.

Tak ada malam yang cukup gelap untuk membungkammu,

Tak ada duka yang bisa membunuh harapanmu.

Gaza, engkau berdiri di tengah amarah dunia,

Namun hatimu teduh seperti senja.

Setiap tangis yang jatuh di pipimu,

Adalah syair keabadian yang tak bisa dibunuh waktu.

Dari jauh, kami kirimkan peluk dalam sunyi,

Bersama rindu yang menggantung di langit dini hari.

Bila dunia membisu atas deritamu,

Biarlah surat ini menjadi suara yang merindu.

Dan bila suatu saat fajar datang untukmu,

Dengan cahaya yang lembut dan merdu,

Ketahuilah: di balik luka yang kau peluk setiap hari,

Selalu ada cinta dari kami … yang tak pernah henti.

 

 

 

 

 

 

Tagar:

Bagikan postingan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *