Aku Ranah Palestina – Puisi Eli Wahyuni Nasution

doa untuk palestina

Aku_Ranah Palestina
Karya: Eli Wahyuni Nasution


1)Di tubuhku//Takbir mengeromboli sayatan deru nafas palestina_Terbirit akan gembalaan tandus keadilan_Yang merabai nasib_hangus merakus selaksa deru_debu mesiu yang mengabari leher lantas merambatkan racun hingga nafas-nafas kian tercekik
Lantas merangkak segerombolan masa di atas tubuh-tubuh yang direcoki dahaga dan setipis sayatan oleh mata ranah-ranah yang menguar
Menjajah hangus terik-terik panceklik akan terik_berkedok padang mahsyar
Barangkali timbangan amal selalu menyapa nadi-nadinya

2)Di tubuhku//setetes air menyapa tandusnya raga dari sosok balita yang hanya menghemat isaknya_Kiranya dari suara bisingnya akan terpanah kemanusiaan sosok ingar-bingar yang merampas lelapnya_Dari matanya terbit harapan meski telah digurat ledakan bom_Tertatih menggendong tangan yang menyapu pasir-pasir di tubuhku_Merengek mengiba sang ibu
Yang mati dengan sebiji kurma di pelukannya

Bagaimana aku menyelesaikan sajak ini_belum lepas ledakan itu menyapu pasir-pasir hingga mendarati mata sang bocah_Ia mulai tenang sebab tak mellihat jasad sang ibu_Hingga gas talantas ia pun menyumbat hidungnya
DAN AKU
Direcoki gussar oleh darah yang menggenangi siangku

Hendak melafazkan takbir_ namun aku bisu oleh suara tangis oleh bom api yang menambah beban-beban ceritaku_Atap-atap yang tersungkur
Membisu bersamaku yang hanya mampu mencatat luka dari sungkuran raga-raga
Yang dikabari mesiu pula lorong-lorong yang hanya menawarkan mata mulai mencangkuli deru-deru nafas
Setitik lagi ia terkulai_meski belum tuntas hutang dahaga

Manapula sewaktu tembakan
Tergopoh melintasi ragaku yang bisu_Mencatat deru-deru yang berkabung
Menimba yasin dan ayat kursi_Kiranya keadilan menimpali
Membuka tali kemanusiaan yang menyita tangis-tangis_menggugat keadilan negeri
Yang selalu kau dekap
Dan kian merundukkan doa_Dari hati-hati yang merambatkan kasih
”Allahumma najji ikhwananal mu’mininal mustadhafina fi Falisthin wa fi kulli makan “

3// Ini cacatan dari ranah yang sering menampung rubuhnya raga
Mencengkram erat pasir-pasir panceklik
Yang dikerubungi ayat keadilan
Aku_ranah palestina


Medan, 20 Januari 2024

Tagar:

Bagikan postingan

satu Respon

  1. KEREN banget puisinya, setiap kata demi kata yang padu menjadi kalimat yang santun untuk diresapi, membuat kita merasakan sesaknya dan sakitnya melihat saudara/i di Palestina yang sedang di bombardir oleh penjajah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *