Anfas – Puisi Sidik Permana

puisi guru

Anfas
Karya: Sidik Permana


Senin berbinar ria diterpa sang surya,
Tidak satu pun makhluk lepas dari tudung-tudung pagi yang merindu,
Sang pemangku misi bangsa siap menjemput mereka yang menunggu,
Segala ilmu dan keramahan mu itu, wahai pak guru.

Pak guru dengan segala kesibukan dan berabenya,
Sobekan kertas yang terselip pula dalam saku kemeja lusuh milik orang tuanya itu,
Tentang apapun demi buah hati orang lain yang terberkati,
Tidak sedikitpun keluh dalam sayatan hati yang tak sampai terpercik di mulutnya.

Pikirannya adalah misi negara tentang pendidikan, kepahlawanan pada abad ini,
Sama besarnya dengan harapan para pembangun bangsa yang tiada,
Mencerdaskan kehidupan bangsa hingga ke tulang dan daging manusia Indonesia,
Berat, nama dan gelar yang begitu berat ditanggung pak guru yang alakadarnya.

Tapi, tidak ada terbesit untuk berkhianat pada pendidikan,
Karena, aku tumbuh dari perjuangan pendidikan, yang ku peras dari kesejahteraan orang tua,
Pintu menuju kedaulatan, kebebasan, kesejahteraan,
Tidak, kemerdekaan berpikirlah dan kehalusan rasa juga peluang untuk melihat dunia yang indah.

Semua itu, dalam catatan yang ku tulis dari ingatan ku di tahun 2023,
Menjadi untaian harapan yang hendak diwujudkan di masa depan,
Suatu cerminan hidup atas pencapaian yang belum menembus langit ini,
Tertunda untuk sebuah tujuan dan kemuliaan demi murid-muridnya yang begitu membara.

Ku ingat, Faust menyentil orang dengan kata-katanya yang mendebak,
“Inilah aku, si goblok, yang tidak lebih bijak dari sebelumnya,” ucapnya.
Teringat lah sudah, bahwa aku guru muda yang perlu merenungkan kefilsafatan ku yang mentah,
Dengan penuh keraguan memegang tanggung jawab bangsa akan pendidikan yang sangat bijaksana.

Tuhan, kebijaksanaan mu yang agung itu,
Tunjukan kepada ku jalan untuk lebih bijak dalam hidup,
Sehingga, aku bisa menjadi bijak bagi orang lain.
Anfas dan kebijaksanaan tertinggi yang diperlukan umat manusia hari ini.

Ketika pagi pertama di musim sekolah ini,
Aku sempatkan untuk menyeruput kopi pertama di hari pertama ku menemui mereka,
Semester dua tahun ajaran 2023-2024.
Ku sempatkan pula untuk menelan semua kebijaksanaan yang ku dapatkan setahun sebelumnya.

Hingga pada waktunya,
Aku ingin meminta pada kehadiratnya,
Bijaksanakan lah aku dalam kehidupan yang fana dan rumit ini,
Tinggikan lah pengetahuan dan martabat ku untuk menemui wajah ceria anak-anak didik ku.

Aku tidak ingin tersesat dan menyesatkan,
Ilmu pengetahuan ku ingin menjadi suatu keberkatan akan semesta yang indah,
Rasa ku ingin menyentuh jiwa-jiwa muda tunas bangsa yang bersahaja,
Dan, aku tidak ingin dipenuhi dengan kebengisan dan kepalsuan.

Tagar:

Bagikan postingan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *