Dari Selat Dada Ke Laut Duka; Palestina
Karya: Muhammad Asqalani Eneste
Anak-anak lapar menggelepar, setelah Ayah dan Ibunya mati,
yang tidur di reruntuhan tanpa lampu, bintang-bintang pun padam.
Doa-doa kusujudkan dengan kening paling hening; Yaa Robb, nyatakan pertolongan-Mu untuk anak yang melolong,
tak lagi miliki apa-apa di Palestina, selain sekantong napas hampir kosong.
Untuk anak-anak yang dilarang menampung air hujan,
Ayah mereka ditelanjangi di jalan-jalan Gaza,
Lalu dibantai diam-diam tanpa kabar, ingin kuminum airmataku yang asin,
Dalam takbirku yang berpetir, tubuhku dihujani getar kematian dan aroma liang lahat.
Yaa Allah, walau sepercik doaku tak sempurna, Terimalah atas nama rakyat Palestina, syuhada.
Yaa Robb, malam terang adalah ledakan 40 ribu ton bom, rudal, posfor putih, tak henti, di mana-mana.
Membakar anak-anak tak berdosa, tua renta yang papa, gedung-gedung, RS, jalan-jalan, tempat pengungsian.
Tak ada sisa,
Tak ada sisa.
Di sana, bumi yang katanya kelak adalah padang mahsyar,
Zionis makin bar-bar, sementara dunia tak lagi mendengar;
Hanya harapan hampir putus dengan iman yang terus dipintal.
Jika kebenaran-Mu akan menang,
Jangan biarkan zionis menggenggam bumi para nabi. Allah…
4 Responses
Tabarokallah, Cikgu kak Asqa…
Ikut trenyuh, terharu membaca kata-katanya, dan membuat jantung berdetak kencang.
Pikiran melambung ke Padang Mahsyar tempat berkumpulnya orang-orang setelah di bangkitkan dari kuburnya
Tetap sehat dan tetap semangat Cikgu
Nggih Mom. Sedih. Kita harus terus mendoakan mereka. Jangan putus. Hasbunallah wa Ni’mal Wakiil
Puisinya sangat mengena hati
Alhamdulillah. Terimakasih Kak. Barokallah 🙏