Diri Setelah Cinta Mengilhami
Karya: Yashina Ningen
Kala itu, selepas kumafhumi dirinya yang mustahil menjejakkan cela pada rada-rada rimpuh seluruh jiwa raga
Setakat pula tamsilan kelang kelok prakarsa pujangga
yang bersama remang pijar lentera pun aku bertelungkup gamam mengigau angan-angan dalam ke-fatamorgana-an
dan semakin kini belikatku memunggungi kejemawaan;
Kemasyhuran yang berkeliaran di antah-berantah memerankan putusan.
Separuh warsa sebelum aku menyajakkan dirimu
sebagai kalimat pada kuplet yang kubuat untukmu
absahkah apabila estimasi mencintai diri sendiri
seperti kau yang tengah mengulik andai;
sebuah babak kemasyhuran dipersembahkan pada layar mirat
Mengalur kisah bak tamam hayat pada ningrat
dan sebelumnya kau malah terlalu giat
memperlelar yang tidak ada, tanpa sebab serta akibat.
Di layar mirat yang kau tetapkan tatapanmu mengais tirta jelmaan hal bengis
merintis takrif maslahat bersemayam antara upaya dan lantun doa habis
namun kalau-kalau semua orang menjelma sepertimu
yang selalu percaya apabila sosokmu adalah jati dirimu
perihal masa lalu yang dibungkam, masa depan sedikit buram
masih adakah maujud cinta yang gemar menelantarkan tawa,
merenggut girang serta rekan-rekannya?
: ku kira tidak ada.
Di penghujung warsa
semua yang bermula akan ada akhirnya
membandingkan kepiawaian tiada putusnya
kecuali dirimu, yang mengilhami diri sendiri perlu dicintai
tak menyelaraskannya dengan daif dan benci
pada suatu saat, hayat pun disepertikan larik milik Sapardi
“Apabila hidup adalah doa yang panjang”
Dan dirimu,
telah usai membersihkan serpihan mirat yang pecah
bercecer di lantai-lantai
kemudian, setelah aku menyajakkan dirimu
sebagai kalimat pada kuplet yang ku buat untukmu
kau tetapkan nayam-mu tak mengais tirta jelmaan hal bengis
merintis takrif maslahat bersemayam antara upaya dan lantun doa habis.
Banyuwangi, 7 November 2023
