Gemintang Gelora Karsa
Karya: Nadia Vincy
Saban hari terlewati, sudah banyak eskalasi terjadi
Swastamita membangunkan atma hingga pancaindra
Ambu tanah menyatu dengan rintik hujan panas
Entah kunamai apa hawa ini
Tak terasa usiaku tak lagi belia, sudah tua. Aku tertawa
kehilangan arah Kemana aku akan mencari jawaban?
Dahan menggugurkan daunnya bak menolakku
Aku bertanya:
Apakah gunanya aku berusaha?
Bila hanya menghasilkan seember air mata Ketika aku pulang ke
kampong, Ibu berkata:
“Kemarilah anak kebanggaanku!”
Kubersumpah Indurasmi akan runtuh saat itu juga
Retislaya sudah tak berarti
Aku hanya perlu berusaha, meskipun berbilur luka
Meskipun merasa nestapa
Hanya demi orang tua di desa
Kali ini aku bangun pagi buta
Ada sesuatu yang luar biasa
Sepuluh ribu tampaknya,
Caci yang kabur ke ujung buana
Kini aku sudah tak merasa chandra
Nasib sudah termaktub di nabastala Siapa yang tahu?
Kalau esok aku jadi lebih muda, semangat membaranya
Sebab sudah lelah kurasakan perih yang bertubi-tubi
Ada ruang gelap, seperti embun hitam tebal
Dalam gubuk yang keropos
Hanya ada kabut di dasar rerumputan
Bakar!
Sudah kubakar melakonia itu,
Sudah kubakar sadrah itu,
Sudah kubakar kemalangan itu.
Sintang, 17 Januari 2024